Pasang Lilin, STBM Duasudara Gelar Doa Bersama untuk Keamanan Bitung

Kegiatan pemasangan lilin dan doa bersama untuk keamanan Bitung digelar di Kampus STBM Duasudara.

 

Read More

Bitung, megamanado- Sekolah Tinggi Bisnis dan Manajemen (STBM) Duasudara mengadakan doa bersama pada Rabu (29/11/2023) malam ini. Kegiatan itu digelar dalam rangka mendukung upaya pemulihan situasi pasca insiden bentrokan antar ormas akhir pekan lalu.

 

Doa bersama dilangsungkan di Kampus STBM Duasudara di Kelurahan Wangurer Utara, Kecamatan Madidir. Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan STBM Duasudara Alfred Salindeho, Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa, perwakilan Dandim 1310/Bitung, Camat Madidir Olin Tempo, serta tokoh masyarakat setempat.

 

Kegiatan tersebut menghadirkan pemuka agama Islam dan Kristen yang memimpin doa bersama. Dari Islam ada Hi Sudin Moha, dan dari Kristen ada Pdt Elim Robot. Kegiatan ini dirangkaikan dengan pemasangan lilin oleh semua yang hadir. Tak cuma mahasiswa STBM Duasudara, doa bersama juga diikuti mahasiswa KKN Universitas Sam Ratulangi Manado, serta sejumlah pentolan organisasi kemahasiswaan dari kelompok Cipayung, diantaranya GMNI, GMKI dan IMM.

 

Alfred Salindeho dalam sambutannya menyampaikan tujuan dari kegiatan itu. Menurut dia, doa bersama diadakan guna mendukung aparat TNI-Polri dalam mewujudkan situasi keamanan yang benar-benar kondusif, pasca bentrokan antar ormas akhir pekan lalu.

 

 

“Lewat kegiatan ini kita ingin mendoakan agar ada kedamaian antara satu sama lain, sehingga peristiwa yang baru-baru terjadi tidak terulang lagi,” katanya.

 

Alfred mengingatkan bahwa situasi kamtibmas yang aman dan damai menjadi modal penting bagi semua pihak. Terlebih Kota Bitung yang dikenal sebagai kota industri, situasi yang kondusif itu sangat berharga dalam rangka kemajuan daerah.

 

“Investor itu mau datang ke suatu daerah karena situasinya yang aman. Kalau kacau mereka pasti tidak mau datang. Nah, kalau itu terjadi yang rugi kita semua. Masa depan generasi muda dan anak-anak jadi suram karena daerah sulit berkembang,” terangnya perihal salah satu dampak negatif terganggunya situasi kamtibmas.

 

Lebih lanjut, Alfred mengakui Kampus STBM Duasudara memang punya concern tersendiri terhadap kerukunan antar umat beragama. Ia mencontohkan praktik kecil yang rutin dilakukan pihaknya dalam rangka mewujudkan hal itu.

 

 

“Kami di sini memang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kekeluargaan. Contohnya, ketika ada kegiatan perayaan Idul Fitri di kampus, maka panitianya mahasiswa yang beragama Kristen. Dan ketika perayaan Natal, giliran mahasiswa beragama Islam yang jadi panitia. Ini selalu kita laksanakan sehingga tahun 2021 lalu kamii dianugerahi penghargaan Kampus Persaudaraan oleh LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi),” ungkap pria yang juga dikenal sebagai Direktur Perumda Air Minum Duasudara ini.

 

Sementara itu, Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa menyampaikan apresiasinya atas kegiatan yang dihelat STBM Duasudara. Ia menyebut pelaksanaan doa bersama itu patut dijadikan contoh oleh pihak lain.

 

“Ini menunjukan kepedulian perguruan tinggi terhadap terwujudnya situasi kamtibmas yang aman, nyaman dan damai. Sangat sangat menghargai hal ini dan diharapkan dampaknya akan bisa meluas ke seluruh masyarakat,” tukasnya.

 

Kapolres mengakui kegiatan semacam ini sangat membantu pihaknya dalam memulihkan keamanan pasca bentrokan yang terjadi. Ia pun meminta kalangan mahasiswa terus melakukan hal positif seperti ini, guna memperkuat sosialisasi di masyarakat bahwa kondisi keamanan di Bitung sudah pulih.(bds)

Related posts