Suasana kampanye PDI Perjuangan Bitung di Kelurahan Wangurer Barat, Kecamatan Madidir.(ist)
Bitung, megamanado- Kampanye politik PDI Perjuangan Bitung berlanjut ke Dapil Bitung II yang meliputi wilayah Kecamatan Madidir dan Girian. Kampanye tersebut dilangsungkan di Kelurahan Wangurer Barat, Kecamatan Madidir, Sabtu (16/12/2023) sore.
Kampanye ini dihadiri Maurits Mantiri selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Bitung yang juga menjabat Walikota setempat. Ia dalam kesempatan itu fokus mensosialisasikan program kerja pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Selain dia, agenda tersebut juga diikuti empat caleg PDI Perjuangan untuk DPRD Sulawesi Utara (Sulut) Dapil Minahasa Utara (Minut)-Bitung, yakni Eugenie Mantiri, Fabian Kaloh, Kristi Arina dan Ruslan Abdul Gani. Keempatnya turut memperoleh kesempatan menyampaikan orasi politik.
Hal yang sama berlaku untuk 10 caleg DPRD Bitung Dapil Madidir-Girian. Mereka diberi kesempatan memperkenalkan diri sekaligus gagasan yang disiapkan jika terpilih sebagai wakil rakyat. Hal ini penting mengingat PDI Perjuangan punya target besar di dapil tersebut, yakni meraih enam dari 10 kursi yang tersedia.
Pada Pemilu 2019 lalu, partai berlambang kepala banteng ini berhasil meraih tiga kursi di Dapil Madidir-Girian. Torehan itu membuat PDI Perjuangan menjadi pemenang di dapil tersebut, mengungguli Partai NasDem yang kala itu berstatus penguasa di Bitung. NasDem waktu itu hanya memperoleh dua kursi.
Target enam kursi yang dicanangkan bukan perkara mudah untuk dicapai. Namun jika melihat komposisi caleg yang ditampilkan, kans untuk mewujudkan target dimaksud bisa terealisasi. Terlebih di dapil ini PDI Perjuangan punya banyak caleg vote getter yang sudah teruji.
Dari 10 orang yang dicalonkan, enam diantaranya sudah punya pengalaman terpilih sebagai anggota DPRD Bitung, bahkan empat orang sampai saat ini masih menjabat. Sudah begitu, 7 dari 10 caleg yang dimajukan punya jejak elektoral yang menjanjikan, yakni di atas 1.000 suara per orang.
Berikut komposisi caleg PDI Perjuangan di Dapil Bitung II yang meliputi Kecamatan Madidir dan Girian. Komposisi ditulis berdasarkan nomor urut yang dimiliki masing-masing caleg.
● Christine Walangarei
Christine tercatat sebagai pendatang baru dalam kontestasi politik di Bitung. Ia baru kali ini mencalonkan diri memperebutkan kursi DPRD Bitung. Namun jangan salah, perempuan cantik ini punya rekam jejak mentereng dalam hal berorganisasi. Ia pernah menjabat Bendahara Umum DPP GMNI, dan saat ini tercatat sebagai Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Sulut. Christine diprediksi mampu mendulang suara signifikan di kalangan pemilih muda.
● Aldo Nova Ratungalo
Figur Aldo sudah sangat familiar bagi masyarakat Bitung. Maklum, selain tengah menjabat sebagai Ketua DPRD, Aldo juga rajin turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi sekaligus mensosialisasikan program pemerintah. Dengan kapasitas yang dimilikinya, tak heran Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bitung ini menjadi salah satu vote getter bagi partainya. Sebagai informasi, pada Pemilu 2019 lalu Aldo meraih 1.400an suara di Dapil Madidir-Girian.
● Habriyanto Achmad
Habriyanto sudah dua periode duduk sebagai anggota DPRD Bitung. Itu artinya jejak elektoral yang dimiliki sudah tak perlu diragukan lagi. Pada pemilu lima tahun lalu ia meraih 1.500an suara di Dapil Madidir-Girian, sehingga status vote getter juga melekat pada dirinya. Anto sapaan akrab dia, juga terbilang rajin turun lapangan menyambangi masyarakat. Hal ini diyakini jadi salah satu modal berharga meraih simpati publik.
● Nabsar Badoa
Nabsar juga jadi caleg pendatang baru di PDI Perjuangan. Ia baru bergabung menjelang Pemilu 2024 bergulir. Namun, rekam jejaknya sebelum ini jadi jawaban mengapa dirinya berstatus vote getter. Dua kali terpilih sebagai anggota DPRD Bitung periode 2014-2019 dan 2019-2024, raihan suara Nabsar cukup besar. Pada 2014 ia meraih 1.300an suara, dan Pemilu 2019 meningkat drastis menjadi 2.400an suara. Politisi berlatar belakang pengusaha ini sebelumnya dikenal sebagai kader sekaligus Ketua DPK PKP Indonesia.
● Hengkie Tumangken
Hengkie bukan orang baru di PDI Perjuangan. Ia saat ini tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua DPC Bitung. Pada 2019 lalu ia juga sudah pernah mencalonkan diri namun belum berhasil. Kendati demikian, kondisi itu tak membuatnya berkecil hati. Dengan modal 1.300an suara, Hengkie kembali maju bertarung dan menjadi salah satu vote getter bagi partainya. Ia pun diprediksi akan meraih suara yang lebih signifikan dibanding lima tahun silam.
● Meidy Montesoria Tuwo
Meidy jadi salah satu caleg incumbent PDI Perjuangan dalam pemilu kali ini. Status itu didapat setelah dirinya menjadi peraih suara terbanyak bagi partai dalam Pemilu 2019 di Dapil Madidir-Girian. Wanita cantik ini mendulang 1.500an dan menjadikannya sebagai salah satu penghuni Gedung Kerucut, sebutan untuk Kantor DPRD Bitung. Dengan jejak elektoral tersebut, Meidy pun didaulat jadi salah satu vote getter.
● Prisca Novita Pua
Seperti halnya Christine Walangarei, Prisca juga jadi pendatang baru dalam kontestasi politik tahun ini. Ia belum lama aktif di politik mengikuti jejak suaminya sebagai kader PDI Perjuangan. Namun begitu, Prisca dinilai punya kapasitas untuk mendulang suara di Dapil Madidir-Girian karena beberapa hal. Selain parasnya yang cantik, Prisca dianggap punya kemampuan bersosialisasi untuk meraih simpati masyarakat, dan juga jiwa sosial yang tinggi.
● Nico Walone
Nico punya kemiripan dengan Hengkie Tumangken. Keduanya sama-sama bukan orang baru di PDI Perjuangan. Selain itu, keduanya juga sudah pernah mencalonkan diri lima tahun lalu namun belum berhasil. Nico yang berlatar belakang pengacara ini memiliki keluarga besar di wilayah Madidir, sehingga hal tersebut jadi salah satu keunggulannya. Tak cuma itu, semangat juang yang tinggi dan jiwa petarung juga jadi modal pentingnya.
● Yulita Takalamingan
Meskipun dirinya orang baru di PDI Perjuangan, Yulita tergolong salah satu vote getter dalam Pemilu 2024. Hal itu bukan tanpa alasan. Pengalamannya dua kali ikut pemilu dengan raihan suara signifikan jadi penyebab. Pada Pemilu 2014 eks kader Partai Demokrat ini meraih 1.100an suara di Dapil Madidir-Maesa. Namun, raihan suara itu belum cukup mendudukkannya sebagai anggota DPRD Bitung. Ia baru merasakan empuknya kursi wakil rakyat setelah menjadi pengganti antar waktu (PAW) Hengky Honandar, yang kala itu masih sama-sama sebagai kader Demokrat. Yulita menggantikan Hengky karena yang bersangkutan maju bertarung di Pilkada Bitung 2015, berpasangan dengan Fabian Kaloh yang juga kini sudah menjadi kader PDI Perjuangan. Pada 2019 Yulita kembali maju dalam pilcaleg. Memperoleh suara yang lebih besar, sekitar 1.300an suara, ia justru gagal terpilih. Padahal kala itu perempuan cantik ini berstatus petahana dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bitung.
● Ahmad Syafrudin Ila
Satu lagi caleg pendatang baru di PDI Perjuangan yang berstatus vote getter. Aco sapaan akrab Ahmad, sebelumnya tercatat sebagai kader PAN. Ia dianggap vote getter karena rekam jejaknya yang sudah tiga periode berturut-turut terpilih sebagai anggota DPRD Bitung. Ia terpilih sejak Pemilu 2009, lalu 2014, dan terakhir lima tahun silam. Jejak elektoral terakhirnya adalah meraup 1.700an suara pada Pemilu 2019. Keputusan Aco berpindah partai pada pemilu kali ini harus dibayar mahal. Ia harus diberhentikan dari keanggotaan DPRD Bitung karena aturan menyatakan demikian.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bitung, Aldo Nova Ratungalo, mengakui target enam kursi di Dapil Madidir-Girian. Ia tak menampik jika target itu terbilang besar karena persentase kenaikannya mencapai 100 persen. Namun begitu, ia optimis target tersebut bisa diwujudkan.
“Yang penting semuanya bekerja keras. Bukan cuma caleg saja, tapi juga kader dan seluruh pengurus termasuk kelompok relawan,” ujarnya.
Aldo pun menyentil semangat gotong royong yang diusung partainya. Ia menegaskan semangat itu menjadi modal utama dalam perjuangan memenangkan kontestasi politik 2024. Kalau semangat itu dipegang teguh, ia percaya target yang ditetapkan bisa tercapai.
“Dan juga harus rajin turun ke masyarakat. Sapa masyarakat dan dengarkan keinginan mereka. Itu jadi kunci utamanya. Apalagi kita punya modal komposisi caleg yang bagus dan berpengalaman. Sayang kalau kelebihan ini tidak kita manfaatkan,” tukasnya.(bds)