Gelar Pertemuan dengan Pengusaha Sulut, HKDTC Siap Jembatani Bisnis Manado-Hong Kong

Pertemuan dan makan malam Direktur HDTC Leung Kwan Ho dengan pengusaha Sulut di Hotel Peninsula (foto: hendrik w)

MANADO-Bitung dan Manado bisa memainkan peran strategis dalam perdagangan bisnis di kawasan Asia Pasifik seiring dengan upaya Gubernur Sulut, Olly Dondokambey memaksimalkan potensi dua kota itu.

Selain membenahi infrastruktur dan mempermudah izin berdagang atau berusaha bagi investor luar, orang nomor satu di Sulut juga terus mempromosikan Manado dan Bitung ke berbagai belahan dunia. Mantan Ketua Komisi XI DPR ini berharap volume ekspor dan impor Sulut bertambah melalui upaya yang dilakukannya itu.

Gayung bersambut, keinginan Olly membuka kran dagang Manado dan Bitung dengan sejumlah negara tersebut menjadi perhatian khusus Hong Kong Trade Development Council’s (HKTDC). Dewan Pengembangan Perdagangan Hong Kong itu langsung menjemput bola dengan mengutus Direktur HKDTC untuk Indonesia, Leung Kwan Ho.

Senin (11/10/2017) malam di Hotel Peninsula Manado, Leung Kwan Ho didampingi Project Asistant HKTDC Seno Aribowo menggelar pertemuan dan makan malam dengan sejumlah pengusaha Sulut yang dihadirkan oleh International Research & Devepolement International (IRDI).

“Saya perlu mengapresiasi pesatnya pembangunan di seluruh Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan hubungan yang semakin baik antara Indonesia dengan Hong Kong dan China. Pun upaya promosi Gubernur Sulut, Olly Dondokambey layak diberikan penghargaan,” kata Leung Kwan Ho.

Eksekutif muda ini mengaku bersemangat datang ke Manado karena iklim investasi yang kondusif di bawah kepemimpinan Olly. “Kami siap menjembatani potensi bisnis Sulut dan Hong Kong,”ungkapnya.

Leung akan melakukan berbagai upaya supaya potensi bisnis itu bisa tergarap dengan maksimal.  “Kita bisa menggelar iven dan pameran dagang untuk mempromosikan potensi Sulut di Hong Kong serta mendorong kerja sama pengusaha Hong Kong dan Sulut demi menambah volume eskpor-impor,” ujarnya.

Menurut dia, Hong Kong memiliki layanan profesional termasuk pembiayaan, logistik, konsultasi, manajemen proyek, profesi hukum, dan lain-lain sehingga memudahkan kerja sama dua pihak.

“Hong Kong mempertahankan sistem common law, yakni sebuah sistem yang memberikan tingkat pajak rendah, dan pasar terbuka yang memungkinkan arus bebas barang, layanan, modal, dan pelancong bisnis,” kata Leung.

Hong Kong juga, lanjut dia, dapat mengarahkan para pebisnis di China dan negara lain untuk dapat berinvestasi di Sulut, begitu pula sebaliknya, Hong Kong dapat mengarahkan pebisnis Sulut untuk berinvestasi di China dan Hong Kong.

Dalam kesempatan itu, Leung Kwan Ho juga menyampaikan ketertarikan untuk memanfaatkan Kapal dagang RoRo jika volume ekspor-impor Sulut-Hong Kong terpenuhi. “Kalau itu memungkinkan dan menguntungkan, kenapat tidak? Kita maksimalkan semua peluang,” ujar Leung.

Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada IRDI di bawah koordinasi Frederik Najoan, Franky Najoan dan Hendrik Rudolf Warouw atas terselenggaranya pertemuan dengan sejumlah pengusaha dan akademisi di Sulut.  Ucapan yang sama untuk Direktur HSBC Indonesia Tripudjo Soemarko dan Yang Siu.

Guna menggali lebih dalam potensi bisnis dua negara, hari ini akan dilanjutkan dengan pertemuan dan workshop di Hotel Peninsula. “Sejumlah pihak berkompeten diundang, termasuk dari Bappenas dan Kementerian Perekonomian. Beberapa media , termasuk indoBRITA Media Group (gruo Megamanado) juga diundang,” ucap Kadin Eropa asal Sulut, Marthen Waworundeng. (ado/nji)

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *