Oleh Dr Harley Ai Mangindaan
EKONOMI Kreatif (EKRAF) butuh perhatian lebih mendalam karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; menciptakan yang terbarukan; menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif karena pasti memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif.
Unsur ekonomi kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang digunakan untuk menciptakan produk dan jasa, semua karena Manusia. Ekonomi kreatif juga melibatkan aspek budaya, sosial, dan ekonomi. Serangkaian kegiatan ekonomi berbasis komunitas dan pengetahuan, libatkan lintas sektor pada tingkat makro dan mikro terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Subsektor industri kreatif terbagi menjadi 17 subsektor, mulai dari Musik, Fesyen hingga arsitektur dan tidak bisa di pisahkan dengan kumpulan atau komunitas sebagai rantai nilai sebuah ide kreatif.
Saya meyakini, pastinya setiap wilayah tidak mudah hadirkan seluruh sub sektor Ekraf tersebut, untuk itu penting lakukan pemetaan yang di awali dengan merumuskan masalah, sehingga dapat kelompokan menjadi; kelompok Ekraf Aktif, Ekraf Berkarya dan Ekraf potensial.
Industri Olahraga
Komunitas Olahraga sangat kental di telinga kita semua. Komunitas miliki semangat yang sama, tujuan yang mulia yaitu penggerak potensi daerah dan sebagai inisiasi sebuah kebijakan daerah. Seperti kita ketahui, komunitas sepeda dapat mendorong pemerintah membuat jalur khusus bersepeda, komunitas penghirup udara segara dapat mendorong adanya Car Free Day dan sebagainya.
Berdasarkan contoh tersebut, saya mencoba analisis pada bidang olahraga khususnya sepak bola. Sepak bola telah menjadi komoditas industri olah raga yang memiliki market value yang paling menjanjikan untuk dikembangkan. Penilaian ini tidak berlebihan, mengingat jumlah penggemar sepak bola di Indonesia sangat besar dan juga fanatik.
Tim sepak bola dan suporter adalah dua kelompok yang saling terikat. Sepak bola tanpa suporter adalah kematian. Terdapat 12 suporter paling fanatik dan berpengaruh di Indonesia, Jakmania, Bobotoh bandung, BONEK Surabaya adalah contoh komunitas sepakbola sebagai potensi hadirnya mesin Ekonomi Indonesia.
Untuk itulah dicetuskan “ekosistem ekonomi “Satu Olahraga”. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai komunitas pelaku ekonomi kreatif “satu bola” akan mengangkat kembali dunia sepakbola di Sulut bahkan Indonesia, asalkan fokus dan berpikir untuk berdampingan karena kegiatan usaha kreatif adalah Kombinasi, Kerjasama bersama stakeholder.
Menpora Dito berkata, Indonesia harus mengadopsi strategi sportaiment yang menghadirkan ekosistem agar dengan olahraga, warga ikut terdampak.
Tidak hanya produk apparel saja tapi juga ke jasa-jasa hiburan, dan produksi kreatif lainnya, dipastikan geliat positif perekonomian masyarakat sebagai tujuan EKRAF dapat tercapai.
Olahraga atau Konsep “satu bola” hanyalah MIMPI BELAKA, karena tidak termasuk pada sub sektor Ekraf Indonesia saat ini. Namun Semua tergantung dari Road Map creative Economy di wilayah masing-masing.
Talenta Bakat dan Seni
Di lain sisi, Sulawesi Utara dikenal sebagai daerah lebih dari 1.000 gereja. Itu salah satu sebabnya banyak penyanyi dan pemusik.
Menurut Chrisye Longdong, festival berkelas internasional pernah dibuat di Sulut seperti Manado Singing City. Potensi EKRAF melalui paduan suara belum menjadi faktor penentu, Sulawesi Utara adalah gudang penyanyi dunia dengan predikat tertinggi dunia, Paduan Suara sudah menoreh prestasi dikompetisi level tertinggi dunia. Namun geliat ekonomi dari sub sektor Musik dan seni di Sulawesi Utara tidak terasa.
Tokoh Kreatif Sulawesi Utara, Ivanry Matu mengingatkan berdasarkan budaya dan potensi yang ada saat ini terdapat kelompok Ekraf Aktif yaitu musik dan kuliner. Bantuan Kelompok lain seperti kelompok Ekraf Berkarya yaitu kriya, fesyen, gilm, fotografi, periklanan dan animasi menguatkan mesin ekonomi baru Indonesia dari Sulawesi Utara.
Jelas bahwa gestival dan konser serta pertunjukan musik selalu didatangi ribuan orang akan berefek ekonomi secara langsung pada kuliner, fesyen, kriya dan lainya. Masyarakat sekitar pun akan ikut merasakan geliat ekonomi dari Ekraf, itulah efek domino. (Penulis adalah Doktor Ekonomi, Mantan Wakil Wali Kota Manado)