Bitung, megamanado- Pemkot Bitung menerima kucuran dana segar dari pemerintah pusat sebesar Rp5,9 miliar. Kucuran dana tersebut diberikan atas prestasi menekan angka inflasi daerah pada tahun berjalan ini.
Kepastian di atas didapat pagi ini lewat kegiatan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Rapat tersebut diadakan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Nomor 7, Jakarta Pusat. Rapat ini turut dihadiri Walikota Bitung Maurits Mantiri dengan status terundang.
Sebelumnya, tahun 2023 lalu Pemkot Bitung juga menerima penghargaan serupa. Kala itu dana insentif fiskal yang diterima bahkan lebih besar, yakni Rp11,6 miliar. Alasan pemberiannya pun sama, berhasil menekan dan mengendalikan angka inflasi daerah.
Maurits Mantiri usai menerima penghargaan dimaksud memberikan keterangan persnya. Ia menyebut keberhasilan yang diraih merupakan buah dari kerja ‘malendong’ (gotong royong,red) yang melibatkan banyak pihak.
“Ini berkat kerja malendong yang kita jalankan selama ini. Bukan hanya dari pemerintah saja, melainkan juga dari pihak swasta seperti distributor dan pedagang. Jadi ini merupakan keberhasilan kita bersama,” ujarnya.
Maurits lalu menerangkan perihal pemberian dana insentif fiskal ini. Dijelaskannya, dana insentif fiskal berasal dari APBN yang diberikan kepada daerah yang punya kinerja bagus dalam berbagai bidang, diantaranya tata kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, dan pelayanan dasar yang mendukung kebijakan strategis nasional dan/atau pelaksanaan kebijakan nasional.
“Jadi tidak sembarang bisa mendapatkan penghargaan ini. Ada penilaian dan indikator yang harus dipenuhi untuk bisa memperolehnya,” tukas yang bersangkutan.
Pernyataan Maurits di atas sejalan dengan data yang diterima media ini. Dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara, hanya ada enam daerah yang jadi penerima dana insentif fiskal tahun berjalan ini. Enam daerah dimaksud adalah Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Sitaro, Kabupaten Bolang Mongondow Utara dan tentunya Kota Bitung.
Terkait pencapaian ini, Jackson Ruaw selaku Plt Kepala Dinas Perdagangan Pemkot Bitung turut angkat bicara. Ia menyebut pengendalian inflasi di Kota Cakalang memang berhasil karena angkanya dari bulan ke bulan berada di kisaran 0,11 persen.
“Angka kita mengikuti angka inflasi provinsi yang angkanya 0,11 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,47 persen. Angka ini jelas menggambarkan bagaimana keberhasilan kita mengendalikan inflasi,” katanya.
Jackson lalu membeber strategi pengendalian inflasi yang dilakukan Pemkot Bitung. Poin paling penting kata dia, Walikota Maurits Mantiri selalu mengingatkan jajarannya untuk memperhatikan sembilan item yang jadi acuan dalam pengendalian inflasi. Item-item itu adalah pemantauan harga dan stok di pasaran guna memastikan kebutuhan tersedia, kemudian pencanangan gerakan menanam kebutuhan bahan pokok, melaksanakan operasi pasar, menjaga pasokan bahan pokok dan barang penting, serta melaksanakan sidak ke pasar dan distributor.
“Selanjutnya adalah melaksanakan rapat teknis pengendalian inflasi, merealisasikan belanja tak terduga untuk dukungan pengendalian inflasi, memberikan bantuan transportasi kepada warga, dan terakhir rutin berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi guna kelancaran pasokan,” paparnya.(bds)