Manado, megamanado-Makin tinggi pohon, makin kuat pula angin menerpanya. Kalimat kiasan ini serasa pas menggambarkan kondisi yang dialami bakal calon Bupati Minahasa, Susi Sigar.
Wanita cantik ini berada di deretan terdepan figur yang didambakan masyarakat memimpin Minahasa periode 2024-2029. Topangan berbagai kalangan membuat Susi Sigar disebut-sebut akan mendapat karpet merah dari DPP Gerindra.
Sayang kala popularitas dan elektabilitasnya yang makin menanjak tersebut, ia digerogoti isu hoaks. Tentu saja, tujuannya untuk menurunkan Elektablitas Susi.
Susi disebut memiliki sikap politik yang berseberangan dengan Prabowo Subianto pada Pilres 2019 silam. Segelintir yang tidak mengerti rekam jejak Susi pun kerap memosting isu hoaks bahwa Susi adalah pendukung Jokowi pada 2019. Tudingan serampangan kepada Susi Sigar ini sempat nyasar di dua grup watsapp grup (WAG). Kontennya hampir sama. Susi pendukung Jokowi.
Bahkan di salah satu grup Aspirasi Pilkada, Susi dituduh menerima proyek dari PDIP. Terbaru salah satu kader Gerindra Minahasa melempar isu serupa di WAG.
Sebaran informasi hoaks itu langsung direspon Susi Sigar. Ketua Rukun Sigar Sedunia ini menjelaskan bahwa semua tudingan atau berita miring tersebut tidak benar. “Yang melempar atau menyebarkan berita tersebut mohon tunjukkan buktinya kalau ada. Sudah bukan saatnya menebar isu hoaks,” ucapnya.
dirinya memang ada hubungan kekerabatan dengan istri mantan Legislator PDIP Fanny Legoh. Namun ia tidak pernah tahu konten pidato politik Fany Legoh semasa Pilpres 2019, yang mengarahkan pemilih memilih Jokowi. Hanya saja Susi keberatan, si relawan mengeneralisir sikap politik keluarga Fany Legoh adalah juga sikap politik dirinya.
Sebelumnya, Susi Sigar juga kena hembusan informasi palsu yang disembur salah satu relawan. Tulisan tersebut tidak mendapat afirmasi karena rupanya si pemosting adalah relawan salah satu balon Bupati Minahasa yang menjadi lawan politik Susi Sigar”.
Sementara itu, Dirk Raranta, salah satu tim sukses Susi Sigar mengatakan, tudingan miring yang menyudutkan Susi sudah dibangun secara masif oleh lawan politik. Pemicunya kata Dirk, karena tingkat popularitas dan elektabilutas Susi yang terus merangkak naik di masa menjelang Pilkada.
Susi untuk sementara waktu mengungguli ekeltabilitas figur lain. “Justru makin diterpa isu miring, dukungan buat Ibu Susi malah makin bertambah,” ucap Raranta. (*/nji)