Bitung, megamanado- Sejumlah ormas adat Minahasa dan ormas keagamaan Islam di Kota Bitung menggelar deklarasi damai. Deklarasi dilakukan menyusul bentrok yang terjadi akhir pekan lalu antara kedua belah pihak.
Deklarasi damai ini dilaksanakan di Riverside Cafe and Resto di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Selasa (28/11/2023). Deklarasi diprakarsai oleh Polda Sulawesi Utara (Sulut) yang bekerjasama dengan Pemkot Bitung.
Perjanjian damai ini ditandai dengan pembacaan isi deklarasi damai oleh perwakilan dua pihak, yakni Tommy Rondonuwu dari Manguni Minaesa Bitung, dan Rio Turipno dari Barisan Solidaritas Muslim (BSM) Bitung. Selanjutnya, Tommy dan Rio menandatangani perjanjian damai diikuti oleh seluruh perwakilan, termasuk unsur Forkopimda dan tokoh agama.
Deklarasi damai berisi empat poin kesepakatan bersama. Empat poin tersebut berbunyi:
- Sepakat untuk mengakhiri setiap konflik yang terjadi secara damai
- Mendukung penegakan hukum terhadap pelaku yang terlibat bentrok secara transparan, dan berkeadilan
- Menolak segala bentuk provokasi, pergerakan massa dari luar Kota Bitung, maupun pemberitaan melalui media sosial yang sifatnya hoax yang berkaitan dengan permasalahan di Kota Bitung
- Bersama menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kota Bitung
Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budiyanto memberikan keterangannya terkait kesepakatan damai ini. Ia mengapresiasi kesiapan dua pihak untuk berdamai. Menurutnya, hal itu menjadi modal penting untuk mewujudkan situasi yang kondusif di Kota Bitung.
“Dengan adanya deklarasi damai ini mohon semua pihak untuk menahan diri dan saling menghormati. Mohon tidak ada lagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang tidak baik yang kontraproduktif untuk keamanan bersama. Ini harus betul-betul dihentikan karena situasi sudah kembali damai, kembali bersahabat dan kembali bersaudara,” pintanya.
Kapolda memastikan akan terus memantau perkembangan terkini di Bitung. Ia ingin pasca deklarasi damai situasi benar-benar pulih dan kembali normal. Karenanya, ia pun siap berkantor di Bitung untuk mencegah hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.
“Apa yang sudah dilaksanakan di sini, nanti bisa secara personal, secara komunitas bisa ditindaklanjuti. Hasil pertemuan ini silahkan dikemas dengan bahasanya masing-masing, untuk kemudian diteruskan kepada keluarga, sahabat yang ada di sini maupun di seluruh Sulawesi Utara. Harapannya agar perdamaian yang disepakati ini bisa diketahui secara meluas oleh semua pihak, sehingga tidak ada lagi tindakan-tindakan yang kontraproduktif,” tuturnya.
Walikota Bitung Maurits Mantiri juga menyampaikan hal serupa. Ia berharap dengan deklarasi damai ini aktivitas masyarakat kembali normal. Ia sekaligus menyampaikan terima kasih kepada kedua pihak yang terlibat bentrok, atas kesediaan mereka untuk berdamai.
“Terima kasih atas pengertian dan kesamaan visi dalam memandang kepentingan bersama semua pihak. Dan diharapkan apa yang sudah terjadi dilewatkan saja, untuk kemudian kita bersama-sama membangun dan menjaga Kota Bitung yang kita cintai ini,” katanya.
Hadir dalam deklarasi damai antara lain, Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Wakhyono, Danlantamal VIII/Manado, Laksamana Pertama TNI Nouldy J Tangka, unsur Forkopimda Bitung, tokoh agama dan tokoh masyarakat Bitung, serta perwakilan pengurus ormas adat Minahasa dan ormas keagamaan Islam.(bds)