Minahasa, megamanado– Maraknya kasus kekerasan seksual pada anak di Tanah Air, termasuk di Sulawesi Utara (Sulut), menjadi perhatian khusus kalangan akademisi dari Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Manado (Polimdo). Mereka menurunkan tim untuk melakukan sosialisasi pengenalan dan pencegahan kekeresan seksual pada anak di GMIM Petra Sea, Minahasa, belum lama ini.
“Adanya peningkatan kasus kekerasan dari tahun ke tahun membuat kita harus lebih aware dan waspada serta peka terhadap lingkungan. Menurut UU No. 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual, jenis pelecehan seksual itu tidak hanya fisik, tetapi juga non fisik. Makanya kita perlu memberi perhatiaan untuk pertumbuhan anak,” kata Merry Bawole, SH, MH sebagai pembicara di kegiatan ini.
Ia percaya kalangan umat beragama juga memberi porsi lebih untuk pertumbuhan anak sehingga berprestasi dan berkembang. “Penanaman nilai-nilai agama itu penting. Kami percaya orang tua di GMIM Petra Sea sudah melakukan itu,” ujar Merry.
Ia kemudian mengedukasi mengedukasi bagaimana jemaat yang hadir mengenali perilaku-perilaku seksual pada anak. “Diperlukan daya lenting keluarga dalam pertumbuhan anak. Contohnya berapa lama kesanggupan orang tua untuk mendengar anak bercerita dan memberikan respon terhadap aduannya. Keterbukaan sangat diperlukan di zaman seperti ini,” ucap Merry.
Youdy Gumolili, SPi, MSi selaku ketuaa kegiatan ini bersama dua anggota tim Maykel Karauwan SPi, MSi dan Dra Diane Rondonuwu, MM optimistis adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan jemaat tentang pengenalan dan upaya pencegahan dalam menghadapi pelecehan dan kekerasan seksual pada anak.
“Anak adalah titipan Tuhan yang perlu dibimbing, dididik dan dibesarkan hingga meraih kesuksesan. Saya kira kita semua sepakat untuk menghentikan kekersaan seksual pada anak,” kata Youdy.
Sosialisasi pengenalan dan pencegahan kekerasan seksual pada anak di GMIM Petra Sea merupakan bagian dari program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang rutin dilaksanakan Polimdo. (*/ben)