SANGIHE, megamanado com- Sangat terasa nuansa tempo dulu, dalam acara Tulude di GMIST Bukit Kasih Ene Ratu Tahuna, apalagi komitmen dari 14 kelompok alat makan seperti piring dan sendok termasuk alat minum terbuat dari batok kelapa, atau masyarakat lokal menyebutnya kawuru. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dari semua undangan, termasuk Pj. Bupati kabupaten kepulauan Sangihe, dr. Rinny Silangen Tamuntuan, yang hadir di dampingi beberapa pejabat, Jumat (03/02/2023).
Di jelaskan ketua MPJ Bukit Kasih, Pdt. Hendro Dededaka, sesuai arahan dari penggagas kegiatan ini Gj. Olden Ambui, walaupun kegiatan ini perdana di jemaat ini, termasuk juga di kelurahan Tona 2, tapi ciri khas dari Tulude yang sesungguhnya harus nampak, termasuk mulai dari meja makan yan hanya beralaskan daun pisang, juga alat makan piring dan sendok, juga untuk minum terbuat dari batok kelapa dan bambu batik.
“Puji Tuhan, hal ini mendapat respon yang baik dari majelis dan anggota jemaat yang tersebar di 14 kelompok, bentuk responya seperti yang kita lihat saat ini, bahkan beberapa wadah untuk menu terbuat dari anyaman rotan, juga bambu, luar biasa respon dari semua pihak, sehingga walaupun perdana pergelaran acar Tulude semua berjalan sesuai harapan kita bersama,” ucap Dededaka.
Sementara menurut Tamuntuan, di temui media ini saat dirinya membaur bersama warga jemaat sambil menikmati menu yang di siapkan, mengunakan alat makan tradisional, ini luar biasa dan sangat terasa seperti kita ada di saman dulu, dan ini yang perlu di pertahankan oleh jemaat di sini.
“Kami kira jemaat di sini perlu mempertahankan akan tradisi seperti ini, artinya pergelaran Tulude di GMIST Bukit Kasih punya ciri khas tersendiri, ini harus di lanjutkan apalagi ini adalah perdana di gelar di sini, sederhana tapi maknanya cukup dalam,” kunci Tamuntuan. (e’Q)