Bitung, megamanado- Program hibah air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sempat jadi masalah. Tapi itu dulu, sekarang Perumda Air Minum Duasudara sementara merealisasikan program tersebut.
“Iya, sekarang kami lagi fokus meneruskan program MBR. Tujuan kami semua masyarakat yang jadi sasaran program ini bisa menikmati air bersih,” ujar Direktur Perumda Air Minum Duasudara, Alfred Salindeho, Jumat (9/12/2022) di kantornya.
Alfred menyentil ungkapan yang dipopulerkan oleh almarhum Ciputra, salah satu entrepreneur sukses di Indonesia. Ungkapan tersebut berbunyi ‘Mengubah Sampah Menjadi Emas’.
“Kita pinjam filosofi Ciputra, ‘Mengubah Sampah Menjadi Emas’. Artinya, program MBR yang sempat jadi masalah kita benahi agar bisa dinikmati masyarakat,” tuturnya.
Program hibah air minum bagi MBR di Bitung sejatinya sudah terealisasi. Hanya saja, realisasi dimaksud belum tuntas karena baru instalasinya yang terpasang. Untuk sambungan air belum ada terhitung hingga pekan lalu.
“Nah, sekarang kita benahi dan airnya sudah jalan. Masyarakat yang jadi sasaran program ini mulai menikmati sambungan air dari kami,” katanya.
Alfred lalu mengajak sejumlah wartawan melihat langsung ke lokasi program MBR dijalankan. Lokasi yang dijadikan percontohan adalah Kelurahan Wangurer Utara, Kecamatan Madidir. Di situ ada 45 rumah warga yang jadi sasaran program tersebut.
Pemantauan di sejumlah rumah warga pun menunjukan hasil. Rumah-rumah tersebut kini sudah menikmati sambungan air bersih. Dengan demikian, hal tersebut potensial berimbas positif terhadap Perumda Air Minum Duasudara, khususnya dari segi pendapatan.
“Jadi tujuan kami ada dua. Pertama, membantu masyarakat menikmati sambungan air bersih, kedua, memaksimalkan potensi pendapatan untuk kemudian dikelola agar kinerja kami jadi lebih baik,” terang Alfred.
Alma Nesar, salah satu warga yang menikmati program MBR memberikan keterangannya. Ditemui di rumahnya Alma mengaku senang sudah bisa menikmati air bersih.
“Kami sangat bersyukur sudah dibantu dan diperhatikan. Selama ini kami cukup kesulitan untuk mendapatkan air bersih, tapi mulai sekarang jadi lebih mudah,” ujarnya kepada wartawan.
Alma mengakui sebelum ini keluarganya memang sudah memperoleh sambungan air bersih. Tapi sambungan itu bukan berasal dari pasokan Perumda Air Minum Duasudara, melainkan dari mata air yang ada di sekitar permukiman mereka.
“Tapi sekarang jauh lebih mudah, tinggal putar keran air sudah jalan. Jadi tentu saja kami merasa sangat terbantu. Terima kasih kepada pemerintah kota dan Perumda Air Minum,” ucapnya.
Apresiasi juga diberikan salah satu Staf Khusus Walikota dan Wakil Walikota Bitung, Basmi Said. Basmi sendiri ikut turun mengecek saat pemantauan di Kelurahan Wangurer Utara.
“Saya pikir ini kemajuan yang ditunjukkan Perumda Air Minum Duasudara. Program yang dijalankan ini menunjukkan bahwa pelayanan air bersih dari Perumda jadi meningkat dan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat,” tandasnya.
Secara khusus Basmi menggarisbawahi lokasi yang jadi percontohan pembenahan program MBR. Ia menilai sambungan air yang menjangkau Kelurahan Wangurer Utara sebagai sebuah keberhasilan tersendiri.
“Di sini kan daerahnya tinggi. Saya cek tadi kurang lebih ada di 180 mdpl (meter dari permukaan laut,red). Nah, ini artinya tidak ada masalah untuk tingkat elevasi. Air bisa sampai ke sini berarti Perumda Air Minum sudah bekerja dengan baik. Sudah pasti untuk daerah yang lebih rendah airnya pasti sampai,” paparnya.
Diketahui, program hibah air minum bagi MBR mulai bergulir di Bitung sejak 2017 lalu. Namun begitu, realisasi program itu hanya sampai pada pemasangan instalasi. Sementara, untuk sambungan airnya tidak jalan sama sekali.
Belakangan, pelaksanaan program ini justru berujung ke ranah hukum tindak pidana korupsi. Polda Sulawesi Utara yang mengusut persoalan itu menemukan kerugian negara mencapai belasan miliar rupiah. Akibatnya, bekas petinggi Perumda Air Minum Duasudara harus mendekam di penjara untuk persoalan ini.(bds)