Manado, megamanado.com-Ademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Mahyudin Damis menyebut pemberian penghargaan kepada wakil rakyat merupakan sesuatu yang baru di daerah Nyiur Melambai. Namun, ia melihatnya positif karena bisa menjadi evaluasi dan kontrol terhadap kerja-kerja legislator.
“Saya mengapresiasi program Forum Pemantau Parlemen atau FPP ini. Pemberian penghargaan ini dapat meningkatkan gairah wakil rakyat untuk berkarya dengan baik. Program ini juga bisa menjadi evaluasi dan kontrol kinerja wakil rakyat di tahun berjalan,” kata Mahyudin saat menjadi narasumber dalam acara penganugerahan wakil rakyat terbaik 2020 dan diskusi publik bertajuk Siapa Suruh Menjadi Wakil Rakyat di Hotel Formosa Manado, Selasa (28/9/2021).
Selain menjadi evaluasi wakil rakyat, penghargaan ini pula bagi Mahyudin dapat menjadi tolok ukur pendidikan kader setiap partai politik. “Kalau legislator menjalankan kinerjanya dengan baik berarti rekrutmen yang dilakukan partai politik itu baik,” ucapnya.
Ia lantas menelisik lima wakil rakyat penerima penghargaan yang tidak berasal dari partai politik (Parpol) besar. Kelima wakil rakyat itu adalah Anggota DPRD Sulut Melky J Pangemanan (PSI), Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Talaud Djekmon Amisi (Partai Berkarya), Anggota DPRD Minut Sarhan Antili (PKB), Anggota DPRD Manado Lucky Datau (PAN) dan Anggota DPRD Manado Jurani Rurubua (PSI).
“Penerima penghargaan ini dari partai kecil dan dominan pendatang baru. Bahkan ada partai non seat di DPR-RI. Jadi kita tunggu dari parpol besar, “ ucapnya.
Penasehat PPP secara khusus mengkritisi sosialisasi dan pendidikan politik dari parpol yang dia anggap sangat lemah. Salah satu penyebabnya karena dana parpol hanya tertahan di level atas.
“Padahal roda organisasi partai harus berjalan sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Ini masalah besar yang kurang diperhatikan,” katanya. (*/nji)