MANADO, MegaManado.com – Komisi IV DPRD Sulut gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara terkait Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2021 bertempat di ruang rapat Komisi IV, lantai II gedung DPRD Sulut, Senin (27/9/2021).
Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi IV Braien Waworuntu didampingi koordinator Billy Lombok, Wakil Ketua Careig Naichel Runtu (CNR), Sekretaris Julius Jems Tuuk, Anggota Melky Jakhin Pangemanan dan Melisa Gerungan.
Dalam pembahasan, Sekretaris Komisi IV Julius Jems Tuuk menanyakan soal total alokasi dana APBD di dinas kesehatan, besaran anggaran belanja tidak langsung, langsung, serta dana refocusing.
“Saya hanya mau tanya, yang pertama itu, berapa total dana alokasi APBD di Dinas Kesehatan. Jadi total dana alokasi APBD, belanja tidak langsung berapa, dan belanja langsung itu berapa. Terus yang kedua, selain di refocusing, apakah dana refocusing dari dinas lain itu, ada yang dialokasikan di Dinas Kesehatan? Kalau misalkan ada, di pos mana itu di taruh,” tanya Tuuk.
Menanggapi pertanyaan Tuuk, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dr. Debby Kalalo menjelaskan besaran anggaran belanja langsung dan tidak langsung sebesar Rp345 milyar lebih yang terbagi atas APBD induk Rp65 milyar lebih, sedangkan untuk refocusing sebesar Rp106 milyar lebih.
“Refocusing, jadi terbagi atas yang 345 tadi itu adalah total belanja langsung dan tidak langsung. Total adalah Rp345.399.386.150 (Tiga ratus empat puluh lima milyar tiga ratus sembilan puluh sembilan juta tiga ratus delapan puluh enam ribu seratus lima puluh rupiah). Untuk refocusing, nah 345 ini terdiri atas refocusing Rp106.477.940.488 (Seratus enam milyar empat ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus empat puluh ribu empat ratus delapan puluh delapan rupiah). Untuk induk Rp65.954.869.576 (Enam puluh lima milyar sembilan ratus lima puluh empat juta delapan ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus tujuh puluh enam rupiah). Kemudian, belanja langsung Rp172.432.810.064 (Seratus tujuh puluh dua milyar empat ratus tiga puluh dua juta delapan ratus sepuluh ribu enam puluh empat rupiah), belanja tidak langsung adalah Rp17.296.700.000 (Tujuh belas milyar dua ratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus ribu rupiah) demikian,” jelas Kalalo.
Selain Tuuk, Koordinator Komisi IV yakni Wakil Ketua DPRD Sulut Billy Lombok memberikan apresiasi kepada Kadis Kesehatan bersama jajaran, di mana telah mengawal program pemerintah provinsi sehingga bisa dilihat angka covid-19 di Sulawesi Utara cukup melandai.
“Saya juga memberikan apresiasi khusus kepada juru bicara yang selama ini memberikan pemahaman serta informasi yang aktual, jelas serta responsif terhadap apa yang dibutuhkan rakyat khususnya para wakilnya yang ada di DPR dan seluruh jajaran seutuhnya,” ucap Lombok.
Lanjut Lombok,”Kenapa saya sempat mempertanyakan RKA, karena tentu saja dana yang ada di dinas kesehatan bukan hanya dalam bentuk tiga lembar. Ini bukan untuk menyudutkan atau untuk memeriksa atau pain sebagainya, tetapi sebagai kewajiban moral para wakil rakyat untuk lebih menjelaskan kepada masyarakat. Jadi, ada kewajiban-kewajiban atau hak rakyat di bidang lain yang kita alokasikan di dinas kesehatan. Nah, kita ingin tahu berapa banyak jumlah, refocusing yang masuk di dinas kesehatan. Kemudian, itu diperuntukan untuk apa, supaya semua rakyat tahu,” ujar Lombok.
Menjawab apa yang disampaikan Lombok, dr. Debby Kalalo mengungkapkan, refocusing yang masuk di dinas kesehatan itu, dananya berasal dari refocusing dana dinas kesehatan sendiri dan berasal dari dinas instansi lainnya.
“Dan itu peruntukannya, yang pertama pengelolaan pelayanan kesehatan penyakit menular dan tidak menular termasuk testing, tracingnya, kemudian kedua pengelolaan surveilans kesehatan, kemudian pengadaan obat-obat terkait covid dan penunjangnya, kemudian operasional dari rumah sakit darurat dan rumah isolasi, dan kemudian tim vaksinasi yang ada di lapangan, kemudian pengadaan sarana dan prasarana gedung kantor termasuk cold room untuk penyimpanan vaksinasi. Tahun ini kita ketambahan dua cold room untuk vaksinasi, sebelumnya hanya ada satu. Sehingga program vaksinasi covid itu jadi satu. Tetapi, sekarang ini sudah ada yang baru, khusus diperuntukan untuk vaksin covid,”ungkapnya.
Turut hadir juga dalam RDP yakni Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 dr. Steven Dandel, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Manembo-nembo Bitung bersama jajaran, serta insan pers.(FDS)