Manado, megamanado.com-Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Iwan Moniaga menilai PT PLN Persero gagal mengimplentasikan kebijakan pemberdayaan pengusaha lokal atau daerah yang pernah disampaikan Presiden Jokowi.
Penilaian itu disampaikan Ketua Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI) ini menyikapi keberadaan anak perusahaan PLN yang ditengarai menguasai proyek di lingkup PLN Suluttenggo.
“PT PLN Persero saya anggap mengangkangi kebijakan Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir. Kami mendapat laporan jika perusahaan anak PLN yang mengerjakan banyak proyek di wilayah PLN Suluttenggo,” ujar Iwan kepada wartawan di Manado, Selasa (31/8/2021).
Keberadaan dan sepak terjang anak perusahaan PLN tersebut menurut mantan Pengurus Pusat (PP) GMNI ini meresahkan kontraktor dan pengusaha lokal Sulut.“Kontraktor dan pengusaha lokal menjerit. Dugaan monopoli proyek harus dihentikan,” kata Iwan.
Ia menduga ada main mata antara GM PLN Sulutenggo dengan anak perusahaan PLN. “Ini perlu ditelusuri. Kami akan membawa laporan khusus soal masalah ini ke pusat,” Iwan menegaskan.
Mantan Ketua Senat FISIP Unsrat ini mengakui organisasinya menerima aduan dari sejumlah kontraktor lokal soal dugaan monopoli anak perusahaan yang melibatkan GM PLN Suluttenggo.
“Informasi yang kami peroleh ada pemutusan pekerjaan yang sementara dilaksanakan kemudian proyek dilanjutkan oleh anak perusahaan PLN itu. Bahkan ada proses pelelangan bermasalah yang diduga sengaja dibiarkan supaya diambil alih anak perusahaan PLN itu,” ucapnya.
Sebagai aktivis, Iwan dan puluhan pengurus LAMI akan terus berjuang menyuarakan ketidakadilan, termasuk di lingkup PLN Sulutenggo. “Beri kesempatan yang sama untuk kontraktor dan pengusaha lokal,” kata Iwan lagi.
Sayang sampai berita ini diturunkan, perwakilan PLN Sulutenggo tak bisa ditemui untuk memberikan penjelasan. “Tunggu kami hubungi bagian humas,” kata pertugas di pintu masuk kantor wilayah PLN Suluttenggo yang terletak di bilangan Bethesda, Manado.
Setelah 10 menit, petugas kembali menyampaikan kalau bagian humas atau perwakilan lainnya sedang sibuk. “Maaf lagi zoom dengan kantor pusat,” ujarnya.
Ia kemudian mencatat nama wartawan dan materi wawancara. “Nanti kami sampaikan,” ucapnya. (*/nji)