Manado, megamanado.com-Ratusan mahasiswa terancam tak bisa melanjutkan kuliahnya di Program Studi Spesialis (Residen) Fakultas Kedokteran(Faked) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terbilang mahal dan dampak ekonomi karena masa pandemi coronavirus disease 2019 atau covid-19 menjadi penyebabnya.
“Kami mengetuk hati Rektorat Unsrat untuk bisa memberikan keringanan. Ini masa pandemi, semua serba sulit. Kami meminjam uang untuk bisa membayar SPP juga sulit,” kata dr Jacob Pajan, Koordinator Forum Komunikasi Residen Faked Unsrat kepada wartawan di Manado.
Dari penuturannya, UKT mahasiswa residen Faked Unsrat sebesar Rp24 juta per semester. Jadi dalam satu tahun, mereka harus mengeluarkan kocek Rp48 juta agar bisa menimba ilmu di program setara Strata Dua atau S2 tersebut.
Besaran UKT ini termasuk yang paling mahal di Indonesia. Padahal Unsrat belum punya rumah sakit pendidikan sendiri. Selama ini hanya menumpang di RSUP Kandou.
“Unhas dan Unair yang punya rumah sakit pendidikan saja, SPP dari yang kami ketahui hanya berkisar Rp 10 juta. Kami sangat berharap ada keringanan, ada solusi dari pihak Rektorat Unsrat,”ujar Koko, sapaan akrab Jacob Pajan.
Jeritan ratusan mahasiswa residen ini sebenarnya sudah pernah disampaikan ke pihak rektorat. “Jawaban dari pihak rektorat saat itu adalah tak punya aturan untuk memberikan keringanan. Padahal sebenarnya ini bisa dikonsultasikan ke kementerian, termasuk ke legislatif,” ucapnya.
Koko dan rekan-rekannya dengan jujur mengakui risau dan gelisah karena tenggang waktu pembayaran UKT akan berakhir 26 Juli ini. “Jika sampai tanggal 26 belum membayar UKT, kami akan dianggap cuti. Ini kerugian besar bagi kami,” ujarnya.
Dari penjelasannya, jumlah mahasiswa residen Faked Unsrat saat ini kurang lebih 500 orang. Dari jumlah itu, ada 25 mahasiswa yang mendapat beasiswa dari institusi mereka. Ke-25 ini tak mengalami kesulitan seperti yang lainnya.
Ratusan mahasiswa yang sedang terhimpit masalah keuangan ini sebelumnya sudah mengadu ke DPRD Provinsi (Deprov) Sulut. Di halaman kantor Deprov Sulut, para mahasiswa yang kesehariannya melayani pasien Covid-19 di RSUP Kandou ini menyampaikan kerisauan mereka melalui tulisan atau pamflet seperti help us, sense of crisis, UKT krisis dan kami Residen= Rakyat Indonesia.
Selain di Deprov Sulut, Koko Cs juga melakukan aksi di depan pintu masuk ke Kampus Unsrat. Mereka membagikan masker secara gratis kepada masyarakat yang melewati lokasi tersebut. (*/alc)