Di Tengah Teror Virus Corona, Pemuda Tondei Tetap Semangat Bertani Demi Ketahanan Pangan

MINSEL,Megamanado-Akhir serangan pandemi yang belum pasti ini mendorong para pemuda untuk menyiapkan persediaan makanan. Gerakan yang diinisiasi oleh pemuda dari Sanggar Tumondei Minahasa Selatan (STMS) dan Pemuda GMIM Bukit Moria Tondei I mengajak masyarakat untuk menanam tanaman bulanan seperti umbi-umbian, pisang, tomat, rica serta tanaman cepat panen lainnya.

Ketika ditemui di ladang pertanian, (15/04/2020), Rianto Wongkar menegaskan bahwa gerakan menanam ini adalah upaya persiapan logistik masyarakat pedesaan karena mandeknya kegiatan ekonomi komersil.

Read More

“Imbauan pemerintah agar tetap di rumah (stay at home) dan jaga jarak (social distancing) telah berdampak pada kegiatan ekonomi komersil khususnya di daerah perkotaan. Harusnya ekonomi produktif pangan tetap terus berlangsung di daerah pedesaan untuk suplai makanan baik untuk desa maupun kota, kita bisa belajar dari Alkitab tentang usulan Yusuf dalam menanggulangi kelaparan di Mesir,” ujar penatua pemuda itu dengan wajah serius.

Sementara itu, masih di lokasi yang sama, Charlie Wongkar selaku Tonaas Wangko STMS menyatakan bahwa masyarakat desa harus mulai beralih pada tanaman bulanan siap konsumsi karena lebih menguntungkan daripada tanaman tahunan yang sifatnya produk setengah jadi.

“Harga pasaran cengkih dan kopra sudah anjlok. Baiknya masyarakat desa yang mata pencahariannya bergantung dari hasil tani harus tanggap dengan perubahan situasi pasar saat ini. Harga rica mencapai Rp 100.000 per kilo yang dipanen dalam waktu 3 bulan saja. Sementara harga kopra rata-rata hanya Rp 6200 per kilo dan cengkih Rp 60.000 per kilo dengan biaya perawatan tanaman dan kerja produksi yang tinggi,” jelas mahasiswa jurusan kimia di UNIMA itu.

Mereka juga berharap agar pemerintah desa Tondei raya memberikan perhatian serius pada gerakan menanam ini. Selain mengupayakan ketahanan medis ada baiknya usaha persediaan logistik mendapat bantuan alokasi dari Dana Desa (Dandes) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang bisa dijadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Masyarakat harus tetap sehat dan terlindungi dari serangan virus. Tapi juga faktor ketersediaan pangan sangat penting karena jika suatu saat pangan sudah menipis maka itu akan berimbas pada turunnya tingkat konsumsi masyarakat di bawah rata-rata. Kurangnya konsumsi bisa berdampak pada kesehatan masyarakat. Dengan begitu imunitas tubuh pun menurun dan sangat mudah terserang virus,” tambah Yanli Sengkey ketika diwawancara di sela-sela kesibukan menanam bibit rica.

Kelompok pemuda tani ini adalah Hendra Lumapouw, Fatly Sengkey, Meydi Runtuwene, Rianto Wongkar, Yanli Sengkey, Adi Mogogibung, dan Charlie Wongkar.(*/swd)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MEGA MANADO di GOOGLE NEWS

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *