Manado, MMC-Perusahaan tambang emas terbesar di Sulut, PT MSM/PT TTN rupanya tetap memperkerjakan karyawannya di saat pemerintah sudah mengeluarkan imbauan atau edaran untuk berdiam di rumah dulu. Imbauan untuk sebagai upaya menangkal wabah virus korona.
Sejumlah aktivis LSM mengaku ikut memantau aktivitas di wilayah pertambangan PT PSM tersebut. “Sekarang darurat corona. Tapi ratusan sampai ribuan karyawan masik keluar-masuk wilayah pertambangan. Mereka menggunakan seragam PT MSM/PT TTN,” ujar Michael Boroni, Ketua Forum Pemuda Peduli Sulut (FPPS) kepada wartawan di Manado, Kamis (26/3/2020).

Pria yang akrab disapa Mike itu kemudian memperlihatkan gambar sejumlah karyawan yang bersiap naik bus yang disiapkan PT MSM. “Ini foto kemarin sore (Rabu, red). Jumlah karyawan mereka banyak,” ucap Mike.
Setiap hari puluhan kendaraan disiapkan untuk mengantar dan menjemput para karyawan tersebut. “Mereka antri tidak berjarak. Menurut saya ini membahayakan,” ungkapnya.
Joyke Oroh
dari Gerakan Cinta Sulut (GCS) juga punya data sama. “Warga sekitar tambang
yang menyampaikan soal masih adanya aktivitas ratusan atau ribuan karyawan PT
MSM. Setelah kami cek ternyata benar,” ujar Ketua GCS ini.
Mike dan Joyke menilai perusahaan milik salah satu taipan bisnis Indonesia itu hanya memikirkan income, tanpa memperhitungkan kesehatan karyawannya. “Virus Korona itu menyebar cepat. Itu sebabnya pemerintah mengeluarkan edaran agar warga berdiam di rumah dulu. Tapi, PT MSM mengabaikan edaran tersebut,” kata Joyke yang dibenarkan Mike.
Keduanya meminta Gubernur Sulut untuk memerhatikan soal itu. “Pemerintah perlu ke sana dan jika bisa meliburkan ribuan karyawan PT MSM. Jangan dulu ada aktivitas sampai wabah Covid-19 terhenti,” ujar Mike.
Sayang sampai berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari PT MSM. Inyo Rumondor selaku humas PT MSM tak bisa dihubungi. Nomor WA yang biasa ia gunakan dalam keadaan tidak aktif. (*/nji)