Gereja GPdI Batal Dieksekusi, Ormas: Tembak Dulu Kami Baru Gereja Dibongkar

Manado, Megamanado-Eksekusi tanah di Malalayang Satu Timur,  Manado, Kamis (8/8/2019) , menuai protes. Berdasarkan beberapa putusan akhirnya Pengadilan Negeri Manado nemutuskan Prinsipal Fredy Boseke (penggugat) memenangkan perkara ini. Walaupun sempat terjadi kisruh dan penolakan dari beberapa pemilik rumah saat mau dieksekusi, tapi ekesekusi lahan tetap berlangsung.

Ormas dan Kepolisian di lokasi eksekusi tanah di Malalayang (foto:nji)

Eksekusi ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian.Terpantau oleh media ini, sejumlah Ormas berada di lokasi eksekusi.
Kapolsek Malalayang, Kompol Franky Manus SH saat ditanya soal hal tersebut mengatakan, ormas hanya memantau dan tidak terlibat langsung.
“Eksekusi ini murni dilakukan oleh pihak kepolisian, sedangkan tiga ratusan anggota polisi dari jajaran Polresta Manado telah diturunkan dalam proses eksekusi.” ucapnya.

Read More

Dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan, Markus Toyang SH aelaku kuasa hukum dari pihak penggugat menjelaskan,  kurang lebih 6 hektar tanah yang akan dieksekusi. Ada bebrapa rumah warga yang akan di eksekusi, tapi Gereja GPdI Anugerah tetap berdiri atau tidak akan dibongkar.
” Tidak akan ada eksekusi gereja, tapi yang lainnya akan tetap dieksekusi,” tukasnya.

Pdt Hanny Pantow, Ketua umum LMI (Laskar Manguni Indonesia) mewakili beberapa gabungan ormas yaitu OKLBI, Makatana, Waraney, Brigade Manguni dan Benteng mengatakan, mereka mengawal eksekusi ini agar tidak ada pembongkaran gereja.

Kehadiran ormas menurut dia  bukan hanya sebagai pajangan saja, tapi untuk membela tempat ibadah. Para ormas menolak keras jika ada aksi pembongkaran gereja di Manado. ” Tembak dulu kami jika gereja ini akan di bongkar, ” pungkasnya. Jika terjadi pembongkaran, tentulah sangat tidak elok dan pasti viral di seluruh Indonesia.

Gereja GPdI Anugerah Malalayang (foto:nji)

“Ormas yang ada di Sulut akan berdiri di depan dan siap bantu jika ada hal yang berurusan soal tempat ibadah disolimi. Kami tidak ada kepentingan lain.” tukasnya.

Gembala GPDI Anugerah, Maikel Ticoalu bersama para jemaat gereja menyatakan syukur yang begitu dalam kepada Tuhan dan berterimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat yang telah berempati sehingga gereja tidak jadi dibongkar. “”Haleluyah, termakasih Tuhan Yesus dan semua pihak yang telah membantu sehingga gereja kami tidak jadi dibongkar,. Semua karena campur tangan dan pembelaan Tuhan” ungkapnya.

Gereja GPDI Anugerah diketahui telah berdiri selama 8 tahun dengan beranggotakan 30 jemaat.  Memang hal ini sempat menjadi viral di sosial media dan mendapat kecaman keras dari warga net ketika salah satu jemaat memposting soal eksekusi lahan yang akan dilakukan di Manado dan gereja menjadi salah satu objek eksekusi. (nji)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MEGA MANADO di GOOGLE NEWS

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *