MANADO–Lima perusahaan siap berinvestasi di pesisir pantai Manado Utara. Kelima perusahaan yakni PT Lumba-lumba Utara, PT Manado Sindulang Indah, PT Berkat Bersama Manado, PT Mutiara Teluk Manado dan PT Karangria Perkasa ini sudah menyiapkan konsep menjadikan pesisir Manado Utara kawasan elit atau bisnis terkemuka.
Perwakilan kelima perusahaan itu mempresentasikan konsep kota baru pada Jumat (2/3/2018) di hadapan sejumlah pejabat eselon II Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut. Para pejabat yang dimaksud adalah Kepala Bappeda Ricky Toemandoek, Kepala Dinas Lingkungam Hidup Marly Gumalag, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Hendrik Kadjili, Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Ronald Sorongan, Kepala Biro Perekonomian Frangky Manumpil, serta sejumlah petinggi PT Membangun Sulut Hebat (MSH).
Kepala Bappeda Sulut Ricky Toemandoek saat dikonfirmasi menyambut dan mendukung penuh rencana ini. “Pada prinsipnya pak gubernur sangat mendukung terhadap investasi yang akan dibangun di pesisir pantai Manado. Dengan adanya itu kami yakin pertumbuhan ekonomi bertumbuh demi kesejahteraan rakyat,” ujar Ricky di Manado, Sabtu (3/3/2018).
Di tempat yang sama, Kepala Biro Perekonomian Frangky Manumpil mengatakan pemprov merespon baik investasi rencana bisnis di pesisir pantai utara Manado.“Investor akan membangun pusat bisnis perdagangan, dan untuk pengembangan pariwisata,” ungkap Manumpil.
Jika konsep tersebut terwujud, maka akan terjadi suatu evolusi kota. Namun, ia meminta kepada pengembang dalam reklamasi agar memperhatikan dampak lingkungan.“Kita membangun tanpa merusak lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, yang terpenting dalam membangun kota baru adalah dampak sosial, terlebih masyarakat nelayan sekitar lokasi investasi apakah bisa menerima proyek tersebut. Makanya, harus ada sosialisasi terlebih dahulu. “Pengembang harus menyiapkan open space para nelayan untuk tampatan perahu,” tukasnya.
Para investor akan membangun kota baru di pesisir pantai Manado Utara sekitar 200 hektare. Nilai investasi di kawasan itu diperkirakan triliunan rupiah.(ib/nji)