SONDER– Tak sekedar mendamaikan dua pihak atau kalangan yang bertikai, Polsek Sonder juga merasa perlu memberikan pembinaan mental dan spiritual atau rohani. Melalui program baku-baku bae (B3), Kapolsek Sonder Iptu Stenly Korua ingin semua warga bisa hidup saling berdampingan, saling menghormati, saling membantu dan menguatkan satu sama lain.
Sebagai tindak lanjut dari program B3 itu, Minggu (29/10/2017), Iptu Stenly membawa anak lelaki bernama Yeheskel Mandagi dan sang ibu, Livia Liwe untuk beribadah bersama jemaat GMIM Nasaret Talikuran, Sonder. Dalam kesempatan itu Yeheskial didampingi sang ibu didoakan khadim dan seluruh anggota jemaat.
Sebelumnya Yeheskiel disebut terlibat dalam permasalahan penganiayaan antaranak di bawah umur dengan Sefanya Nayoan. Kejadiannya, Senin (23/10/2017) di Liwe Sinaulan, Desa Talikuran Satu, Kecamatan Sonder.
“Keduanya masih di bawah umur. Sudah berdamai, tapi mereka perlu bimbingan dan penyertaan Roh Kudus agar menjadi yang anak yang baik dan diberkati. Saat berdamai, saya anjurkan untuk masuk gereja,” ungkap Stenly.
Mantan Kapolsek Langowan Barat ini secara khusus meminta orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak supaya tidak salah dalam pergaulan. “Remaja dan pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Mereka harus dibina dengan baik supaya kelak bisa menjadi pemimpin atau figur yang berguna bagi nusa dan bangsa,” ucapnya.
Sejumlah warga Sonder sendiri mengaku tersentuh hati dengan program B3 yang digagas Iptu Stenly dan jajarannya. “Setelah berdamai, pelaku juga dibawa untuk didoakan di gereja. Sungguh sangat menyentuh hati,” kata Stenly lagi. (cic/nji)