LANGOWAN- Sejumlah muda (AM) yang terlibat keributan di perbatasan Desa Amongena dan Desa Wolaang, Kecamatan Langowan Timur, Minahasa, diantar sejumlah polisi beribadah di Jemaat GPP Shalom Wolaang, Minggu (29/10/2017). Sementara beberapa AM yang membuat onar di Kafe Volgado, Desa Waleure dibawa di Jemaat GMIM SION Tempang.
Di ibadah tersebut, khadim dan seluruh jemaat yang hadir mendoakan para anak muda ini. Mereka juga diberi kesempatan menyampaikan rasa tobat dan penyesalan serta janji di hadapan Tuhan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Kami menghaturkan terima kasih kepada Kapolsek Langowan Timur, Iptu Fanny Tumanduk yang mau mengarahkan dan membina AAM di Langowan supaya bisa hidup lebih baik, mengisi waktu dengan hal-hal yang positif,” kata salah satu orang tua.
Sejak menjabat Kapolsek Langowan Timur, Iptu Fanny Tumandak dan personilnya memang membuat terobosan baru. Setiap pelaku keributan, diupayakan untuk dibawa dan didoakan di rumah Tuhan.
“Yang kristen masuk gereja, sementara yang muslim di masjid. Kita perlu membina masyarakat, baik moral maupun spiritual,” ucap Fanny.
Terobosan yang dilakukannya ini sudah diadopsi beberapa Mapolsek. “Salut buat Kapolsek Langowan Timur,” ungkap Nikson, tokoh pemuda Langowan.
Sesuai data dari Mapolsek Langowan Timur, anak-anak Muda (AAM) yang masuk beribadah bersama orang tua mereka di Jemaat GPP Shalom berjumlah 12 orang. Mereka adalah adalah Hiskia Maki (22 thn), Fernando Mewengkang (20), Klifert Sumilat (17), Regen Mewengkang (13), David Poluan (17), Rivaldo Tololiu (17), Jessi Kalangi (15), David Arina (19), Jefel tulangow (17), Gilbert Kojogian (13), Andre Kalangi (17) dan Brayen Tunas (17).
Ada pun yang masuk GMIM Sion Tempang sebanyak lima orang. Mereka adalah Jire Pajow (17), Jire Sambuaga (17), Gabriel Palit (43), Jeremia K awaoan (17) dan Virandio Maki (17).
Sementera personil Mapolsek Langowan Timur yang mendampingi adalah Bripka J. Kalase, Bripka Samiun dan Bripka J. Tumbel. (nji)