JAKARTA– Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) dan Generasi Penerus Pejuang Merah Putih (GPPMP) 14 Februari tergerak membantu korban kebakaran di Rawasari. Dua organisasi ini telah membuka posko bantuan di lokasi kebakaran. Beberapa tokoh Kawanua di antaranya Benny Tengker juga terlihat mengunjungi korban.
Sejak peristiwa kebakaran pada (7/10/2017), sekitar pukul 22.00 WIB lalu, warga Sulawesi Utara (Kawanua) hadir untuk membantu korban. Kehadiran masyarakat Kawanua karena kawasan Rasawari sudah tak asing bagi mereka. Di wilayah ini, sejak dulu terkenal sebagai tempat kuliner Manado.
Kondisi ini juga yang memudahkan warga Kawanua begitu cepat menuju lokasi musibah. “Informasi begitu cepat menyebar baik lewat sosial media maupun handphone. Karena Rawasari sudah dikenal dari dulu, maka tidak sulit untuk mencari lokasi ini, ” ujar Wency Mangindaan, koordinator lapangan posko peduli kebakaran Rawasari dari KKK kepada wartawan, Kamis (12/10/2017)
Pembukaan posko KKK sudah dilakukan hanya beberapa saat ketika kejadian. Dari data lapangan yang diperoleh, setidaknya ada 19 KK dan sekitar 75 jiwa yang menjadi korban peristiwa ini. Dari jumlah itu mayoritas korban adalah warga kawanua. “Sekitar 15 kk (kawanua), sisanya adalah kawan-kawan Batak dan warga lain. Namun dalam membantu dan memberi bantuan kami tidak pilih-pilih, semua prioritas, ujar “Rudy Sumampouw Wakil Ketua Umum KKK yang membidangi salah-satunya bidang sosial.
Di sekitar lokasi kejadian terlihat ada posko KKK dan GPPMP 14 Februari 1946 yang beroperasi penuh 24 jam.
Kitty Mandang, koordinator Posko Peduli GPPMP 14 Februari 1946 menambahkan data yang mereka peroleh ada 14 rumah dan satu buah gereja GSPDI yang terbakar. “Dalam catatan kami datanya seperti itu, “ujarnya. Di tambahkannya Ketua umum GPPMP Jefrey Rawis telah mengeluarkan edaran khusus untuk membantu korban secara maksimal.
Sikap peduli dan potret kebersamaan sangat kental terlihat di lokasi. Sejak awal peristiwa warga Sulawesi Utara baik secara pribadi maupun organisasi, tak henti-hentinya datang membawa bantuan, baik dana, pakaian layak pakai, makanan dan minuman serta berbagai kebutuhan lain.
“Kami begitu terbantu atas kepedulian yang luar biasa persatuan dan kepedulian orang Kawanua pada kami, sejak awal kejadian bantuan mengalir tak henti, ” jelas Joice salah satu korban.
Meyke Lempas salah-satu relawan di posko peduli KKK menjelaskan sampai dengan Selasa (10/10), mereka sudah menyerahkan bantuan dana, pakaian layak pakai dan makanan. “Hari Selasa bantuan yang terkumpul dan masuk lewat KKK sudah di salurkan,” jelasnya.
Namun ditambahkannya, kebutuhan korban sebetulnya tidak hanya dalam bentuk materi, kebutuhan pemulihan dan penguatan mental terutama anak-anak penting dilakukan. “Psikologi mereka juga perlu di perhatikan. Karena itu kami sudah berkoordinasi dengan bidang kerohanian di bawah pimpinan pendeta Iwan Tangka untuk melakukan pendampingan, “ujarnya.
Musibah kebakaran Rawasari tidak hanya mengagetkan, tapi juga menyita perhatian. Kepada Kantor Penghubung Sulawesi Utara Weldi Poli saat berkunjung langsung ke lokasi mengatakan, peristiwa Rawasari ini mendapat perhatian penuh pihaknya.
“Walau teman teman korban bukan ber-KTP Sulawesi Utara, namun pemerintah melalui kantor penghubung menaruh perhatian dan kepedulian serius. Kita tetap warga Kawanua. Sudah jadi kewajiban kami untuk membantu. Kami prihatin. Semoga mereka kuat dan cepat bangkit, “tandasnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) Jakarta untuk membicarakan pemulihan dan berbagai hal yang dibutuhkan pasca bencana.
Pihak Pemprov DKI Jakarta sendiri sudah melihat langsung ke lokasi kejadian dan berdialog dengan korban. (*/nji)