MANADO-Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sulut mengecam perilaku oknum Wali Kota Langsa, Aceh yang mengirimkan video sadis pembunuhan kepada wartawan. Sekretaris PPWI Sulut, Steven Pandeirooth menilai video berisi penyiksaan dan pemenggalan leher manusia oleh sekelompok orang berpakaian ala militer itu sangat tidak pantas disebarkan oleh seseorang, apalagi sang pengirim itu adalah seorang wali kota.
“Video itu sudah jadi viral di masyarakat. Kami sangat menyayangkan perilaku oknum Wali Kota Langsa yang ceroboh menyebarkan informasi berbentuk video yang amat tidak layak ke masyarakat,” kata Steven kepada wartawan di Manado, Minggu (1/10/2017).
Pengiriman video sadis tersebut menurut Steven bisa ditanggapi khalayak umum sebagai aksi teror dan intimidasi terhadap anggota PPWI dan wartawan lainya dalam memberikan ketimpangan pembangunan. “Dari informasi yang kami peroleh, sang wartawan yang juga anggota PPWI di Aceh sedang sedang gencar-gencarnya memberitakan tentang dugaan perilaku koruptif oknum-oknum di lingkungan Pemerintahan Kota Langsa,” ucapnya.
PPWI Sulut pun mendukung langkah yang diambil oleh rekan mereka, Rabono Wiranata dan warga lainnya yang menerima kiriman video tersebut untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. “ Pak Wilson Lalengke selaku Ketua Umum DPP PPWI juga menyampaikan dukungan buat Rabono. Pak Wilson meminta Pak Wali Kota Lansa patuh dan taat hukum serta bersikap kooperatif dengan memenuhi panggilan aparat dan menjalan proses hukum,” ucapnya.
Sebelumnya, sejumlah media nasional sudah ramai memberitakan kasus ini. Rabono Tanoto yang juga anggota PPWI Aceh sudah melaporkan masalah pengiriman video sadis oleh Wali Kota Langsa, Usman Abdullah ke Polres Langka. Laporan dengan nomor LP/243/IX/2017/Aceh/Res Langsa, tanggal 29 September 2017 tentang dugaan ancaman via handphone itu sedang didalami Polres Langka. (ben)