MINAHASA– Falsafah Si Tou Timou Tumou Tou atau Manusia Hidup Untuk Memanusiakan Orang Lain dipegang teguh oleh Youla Lariwa Mantik (YLM). Falsafah yang diperkenalkan tokoh nasional asal Sulut, DR Sam Ratulangi itu tertanam baik di benak YLM sejak ia beranjak dewasa.
Orang tua dan guru-gurunya memang banyak menceritakan kisah hidup doktor pertama ilmu pasti Indonesia dan gubernur pertama Sulawesi itu. “Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain. Betapa hebat dan mulianya DR Sam Ratulangi. Kata-katanya terus terngiang. Saya terlecut untuk berupaya dalam keterbatasan, ingin bermanfaat bagi keluarga dan orang lain,” YLM berkisah kepada wartawan di Tondano, Sabtu (16/9/2017).
Mewujudkan cita-citanya itu, YLM pun merantau dengan satu nazar kembali dengan kesuksesan untuk mengubah daerahnya menjadi lebih baik. Setelah menyelesaikan studi Srata 1 (S1) di Fakultas Hukum, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, YLM berangkat ke Jakarta.
Ia beradu nasib di tengah kerasnya persaingan di ibu kota. Tekadnya sudah bulat. Ia hanya akan pulang kalau sukses di kota mertropolitan itu.
“Saya harus merantau keluar daerah karena keluarga kami hanya hidup pas-pasan. Saat keluar dari rumah dan berangkat ke Jakarta, di hadapan kedua orang tua, saya berjanji tidak mencintai kampung sebelum sukses di rantau,” katanya.
Di ibu kota negara tersebut, wanita yang kerap disapa rekan-rekannya Lumimuut Minahasa ini banting tulang. Ia kerja sangkuriang demi bisa meraih kesuksesan. “Kalau tidak sukses bagaimana bisa mengubah nasib. Tak ada kesuksesan yang jatuh dari langit. Kesuksesan itu bisa direngkuh kalau mau kerja keras dan cerdas,” ungkapnya.
Tak hanya kerja keras, Youla juga terus menempa diri. Ia tak henti belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Kaya ide, berpadu dengan kemampuan membina jejaring menjadikan YLM sukses melakoni kariernya sebagai pengacara. Bisnis keluarganya juga berkembang baik.
Ia kerap menangani perkara besar. “Pola komunikasi Ibu Youla sangat baik. Tak jarang ia mendamaikan dua pihak yang bersiteru sehingga tak ada yang merasa dirugikan,” ungkap Cici Lumentut, salah satu aktivis ibukota yang pernah melihat langsung Youla memediasi suatu perkara.
Sukses di ibu kota, Youla tak pernah lupa tanah kelahirannya, Minahasa. Saban waktu libur, ia pulang. Saat pulang itulah yang kerap berkeliling Minahasa. Wanita yang ditempa melalui berbagai jenjang pelatihan kepempimpinan seperti Pramuka dan Paskibraka ini pun tahu seperti apa kondisi daerah yang sangat dicintainya itu.
Tak jarang ia mengeluarkan kocek sendiri untuk sejumlah kegiatan pemberdayaan masyarakat. Youla juga banyak memmembankmembantu
Membantu warga yang termarjinalkan.
Boleh jadi karena sering turun menyapa dan masyarakat masyarakat, wanita yang mengidolakan Maria Walanda Maramis dan R.A Kartini ini menuai simpati banyak kalangan.
Aktivis LSM, mahasiswa, tokoh pemuda, akademisi, kalangan buruh dan petani serta berbagai profesi lainnya ramai-ramai meminta Youla maju di Pilkada Minahasa 2018. Permintaan itu direspon dengan positif oleh Youla. Ya, sekalian membayar nazar, Youla mau maju di Pilkada Minahasa 2018.
“Sekarang saya menaghi janji saya sendiri. Dulu waktu mau merantau saya bernasar bahwa tidak mencintai kampung kalau belum berhasil,” ungkapnya.
Karena penyertaan Tuhan luar yang biasa, Youla dapat merengkuh sukses di tanah rantau. “Saya mencintai Minahasa, mau mengabdikan diri untuk kemajuan Minahasa. Saya ingin Minahasa berubah seperti perubahan diri saya sendiri. Saya bawa ini selalu dalam doa dan meminta bimbingan Tuhan. Tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apas, “kata pengusaha sukses ini. (**/nji)