MANADO-Tak terlihat raut kelelahan di wajahnya, kendati seharian penuh ia beraktivitas. Dengan senyum, birokrat bernama lengkap Deany Keintjem A.Ptnh ini tetap meluangkan waktu menerima sejumlah wartawan di sela-sela kegiatan lomba memancing memperebutkan Piala Laurens Saerang yang digelar LIRA Sulut di Desa Kolongan, Minggu (19/8/2017).
Ia terlihat ceria dan bersemangat, meski ketika itu matahari sudah mulai terbenam. “Enjoy saja. Saya justru bersemangat kalau bisa berdiskusi begini. Dari teman-teman wartawan, saya kerap memperoleh banyak informasi,” Deany membuka pembicaraan.
Deany sehari-hari dikenal sebagai Kabid Infrastruktur Pertanahan, Kanwil BPN/ ATR Sulawesi Utara. Ia terbilang sukses dalam menjalankan tugasnya itu.
Melalui program reformasi Badan Pertanahan Nasional, Deany yang sudah malang melintang di instansi strategis itu, rupanya tidak melupakan masyarakat walaupun pada kenyataannya tugas utama sebagai birokrat.
Lewat program Nawacita Presiden RI, Keintjem mampu mengajak pihak swasta agar terjun bersama mendukung program pemberdayaan melalui pilot project untuk tujuan Minahasa Kabupaten Cabai dan lewat program tersebut, ia meraih juara kedua secara nasional. “Swasta harus kita libatkan dalam program pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.
Keintjem juga mempelopori gerakan masyarakat untuk kembali mengoptimalkan hasil pertanian itu, bukan hanya sekedar bekerjasama dengan petani untuk lokasi, tetapi juga mencari terobosan pasar yang dapat menerima hasil dari kelompok tani yang dibentuk.
Tak heran jika Petani di Minahasa Selatan mampu meraup keuntungan Rp 7 juta rupiah untuk setiap hektarnya lewat program tersebut.
Selain di bidang pertanian, Deany juga memberdayakan nelayan dan UMKM Sulut. Boleh dikata ia kerja lintas sektoral untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat.
“Saya ingin hidup ini berguna untuk banyak orang. Selagi Tuhan memberi kesempatan, saya akan berusaha sebisa mungkin. Saya bersyukur karena istri dan keluarga sangat mendukung,” ungkapnya.
Keinginan berbuat yang terbaik itulah mendorong Deany untuk memperjuangkan pemuda-pemuda Sulut dengan kualitas yang dimiliki agar boleh diterima di pasar kerja Sulut. Tonaas Wailan Sulut ini terus berinovasi dan berkreasi untuk kesuksesan programnya tersebut
Karena inovasi dan ide – ide briliannya tersebut, penghargaan demi penghargaan diperolehnya. The Man of The Year 2010 , The Best Achievement For The Higher Dedication In Public Services tahun 2010 dan International Best Leadership Award 2010 Internasional Human Resources Development disematkan kepadanya.
Darma Satya Pengabdian 1996 dari Danrem Jogyakarta, Satya lencana Karya Satya 2010 dari Presiden RI serta Indonesian Executive dan Professional Achievment Award 2013 juga tersimpan rapih di lemari prestasinya.
Kiprahnya, kepeduliannya yang tinggi serta dengan analisa yang tajam, mampu memberikan banyak kemajuan bagi daerah Sulawesi Utara. Ia terus berupaya berbagai setip ilmu yang diterimanya kepada para penerus perjuangan bangsa yaitu, pemuda-pemuda yang merupakan tenaga-tenaga produktif.
Ia pun berharap,dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang salah satu poinnya adalah tenaga kerja. “Kita harus bersaing dengan seluruh tenaga kerja ASEAN dan itu sudah dirumuskan dalam forum MEA, kalau kita tidak siap maka bukan tidak mungkin kita akan tersingkir dan menjadi penonton di daerah kita sendiri,” ujar Keintjem. (nji)