MANADO – Benteng Nusantara (BN) menilai pembakaran gejera di Singkil, Aceh merupakan bentuk pelanggaran serius yang bisa menimbulkan gejolak dan disharmonisasi antarumat beragama di Indonesia. Karena itu organisasi asal Minahasa, Sulut ini mendesak aparat untuk menangkap para pelaku pembakaran tersebut.
“Pelanggaran seperti ini harus segera ditangani agar tidak memicu aksi pembakaran rumah-rumah ibadah lainnya. Ingat negara menjamin penduduknya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing,” kata Ketua Umum BN, Steven Kembuan kepada wartawan di Manado, Selasa (23/5/2017).
Steven bersama sejumlah pimpinan BN sudah menjumpai Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk menyampaikan hal tersebut. BN juga sudah mengadukan masalah ini ke beberapa legislator di DPRD Provinsi Sulut.
“Kami ingin Pak Olly dan wakil rakyat Sulut menyampaikan hal tersebut ke pemerintah pusat. Mari duduk berdampingan dalam bingkai kerukunan. Kita bersama menjaga keutuhan NKRI,” ujar Steven lagi.
Selain pembakaran gereja, BN juga berharap pemerintah pusat membubarkan organisasi radikal atau intoleran. “Keberadaan organisasi intoleran bisa memecah belah kesatuan bangsa,” ucap Meykel Maringka, salah satu Ketua DPD BN.
BN merupakan salah satu ormas dari Sulut yang paling menentang kehadiran organisasi intoleran. Ketika unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Sulut beberapa waktu lalu, beberapa pentolan BN menyampaikan orasi untuk menyerukan perlunya bergandengan tangan menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai. Mari mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif,” kata Steven Pandeirot. (ado)