RATAHAN– Pendidikan ternyata belum menjadi sektor unggulan atau prioritas dalam pembangunan di sejumlah daerah. Di Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) misalnya ada sekolah yang hanya memiliki satu guru.
Sekolah tersebut adalah SMA 1Negeri 1 Kalait Toulaan Selatan (Tousel). Siswa yang cukup banyak di sekolah ini tak bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik karena hanya dilayanisatu guru tetap yakni kepala sekolah saja.
Tokoh pemuda Tousel Reagen Pantow, angkat bicara soal keadaan yang memprihatinkan dunia pendidikan di wilayahnya ini. Kata dia,
“Iya hanya ada satu guru berstatus ASN. Memang ada beberapa tenaga pengajar honor diperbantukan namun tidak maksimal, karena mereka sering tidak masuk sekolah,” kata tokoh pemuda Tousel Reagen Pantow kepada media ini, Kamis (11/5/2017).
Karena kekurangan tenaga pengajar, tak jarang menurut Reagen, siswa menggantikan peran guru untuk memberikan pelajaran bagi siswa lainnya. Dia berharap Pemkab Mitra mencari solusi mengenai persoalan tersebut.“Sangat miris sekali ketika dibangun sekolah tanpa tenaga pengajar,” ujarnya.
Dia juga mengharapkan adanya perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, khususnya Dinas Pendidikan untuk memperhatikan sekolah yang berada di Desa Kalait, Kecamatan Touluaan Selatan, tersebut.
“Karena SMA/SMK sudah dialihkan ke provinsi. Maka sepenuhnya sekolah SMAN 1 Toulaan juga menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi,” ucapnya.
Reagen khawatir sekolah ini akan ditutup jika kondisi seperti ini terus dibiarkan. Maklum, siswa pasti akan enggan lagi menginjakkan kaki di sekolah karena tak mendapat layanan pendidikan sebagaimana mestinya. “Ini fakta yang harus segera dan mendesak diperhatikan oleh pemerintah provinsi,” kata Reagen lagi. (jek)