MANADO-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Sulut mendorong pelaksanaan program fortifikasi pangan di daerah Nyiur Melambai. Ketua DPD Aprindo Sulut Andy Sumual dan Sekretaris Robert Najoan mengemukakan fortikasi pangan itu penting untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas gizi.
“Pemenuhan gizi seimbang merupakan hak bagi seluruh masyarakat Indonesia, namun pada kenyataannya belum semua masyarakat Indonesia dapat memenuhi gizi seimbang tersebut. fortifikasi pangan merupakan solusi yang dapat menjawab kendala itu,” ujar Andy yang dibenarkan Robert kepada wartawan, Jumat (3/3/2017) di Manado.
Karena itulah Aprindo Sulut mengapresiasi upaya Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (POM) melalui Balai Besar POM di Manado sebagai pemegang otoritas pengawasan, termasuk penerapan fortifikasi, menggagas dan melaksanakan kegiatan bertajuk Penguatan Manajemen Fortifikasi Pangan, Selasa (28/2/2017) lalu di RM Nagari Minang Manado.
“Terima kasih kepada BPOM juga karena dilibatkan dalam berkoordinasi, memperkuat komitmen, dan secara bersama sama memantau dan meningkatkan capacity building pengawasan pangan fortifikasi bersama sejumlah instansi terkait. Kebetulan saya menghadiri kegiatan yang digelar beberapa hari lalu itu,” kata Robert Najoan.
Plt Kepala Balai Besar POM di Manado, Dra.Sarinah, Apt yang ditemui terpisah mengatakan kegiatan dimaksud selain sebagai amanat PP No.28/2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan, juga bertujuan untuk penguatan jejaring pengawasan pangan daerah di Sulu. “Ini termasuk pengawasan pangan fortifikasi, khususnya garam, tepung terigu termasuk minyak goreng,” ucapnya.
Adapun pemateri atau narasumber dalam kegiatan penguatan manajemen fortikasi pangan yang dihadiri perwakilan Disperindag, Kominfo, UMKM, Pertanian dan Peternakan, MUI, Api Sulut, Patpi, PKK dan instansi lainnya itu adalah Locky Tanjung , Yudit Mandei, Sarlota Patabang, Agung Kurniawan dan dr Steven. (den)