AIRMADIDI-Barisan Rakyat Anti Korupsi (BARAK) Sulut menduga ada invisible hand atau tangan tak terlihat di balik terkatung-katungnya pembangunan rumah dinas (Rudis) Bupati Minut dan tak berfungsinya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan baik baik di RSUD Walanda Maramis. Ketua Barak, Fernando ‘Jef’ Masloman berharap penegak hukum bertindak cepat demi menyelamatkan uang negara dalam dua proyek ini.
“Ya, sepertinya memang ada tak tangan terlihat dalam dua proyek tersebut. Siapa dia? Ini pekerjaan rumah bagi penegak hukum,” kata Masloman dalam jumpa pers di Manado, Kamis (8/9) siang.
Pria murah senyum ini menyebut pembangunan Rudis Bupati Minut dilaksanakan delapan tahun lalu. Tapi, sampai saat ini rumah yang harus ditempati top eksekutif di Minut itu belum selesai. “Misalnya setiap tahun untuk dana pemeliharaan dianggarkanRp1 miliar, dalam delapan tahun ada Rp8 miliar. Kerugian negara sangat besar.” Masloman memaparkan.
Dia juga heran IPAL di RSUD Walanda Maramis tak berfungsi dengan baik. Padahal sejak 2012 lalu, sudah disediakan anggaran Rp9 miliar rupiah untuk proyek ini. “Laporan masyarakat dan penelusuran tim kami di lapangan, jaringan IPAL belum tersambung dengan laboratorium,” ungkapnya.
Masalah ini limbah ini, lanjut Masloman, harus diseriusi karena menyangkut kesehatan pasien dan masyarakat. “Limbah yang tidak sehat jelas menganggu kesehatan,” ucapnya.
Masloman meminta DPRD Minut ikut memelototi dan mengawasi dua proyek tersebut. “Wakil rakyat harus menjalankan fungsi pengawasan dengan baik. Kami juga akan terus memantau kelanjutan proyek ini. Barak Sulut selalu di garda terdepan memperjuangkan ketidakadilan dan memerangi korupsi,” kata Masloman yang dibenarkan Sekretaris Barak, Hut Arzene . (yes)