MANADO--Penyaluran Beras Miskin (Raskin) nampaknya tak luput dari ‘permainan’. Sejumlah warga menuturkan penyaluran Raskin, masih kerap disertai harga alias dijual.
Margaretha, seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar Karombasan mengatakan penyaluran Raskin ini seringkali tak merata. “Banyak warga yang kerap tidak dapat Raskin, dengan alasan sudah habis. Padahal, bila dihitung-hitung jumlah Raskin yang diberikan pas untuk semua warga miskin. Ini bisa menimbulkan kecurigaan, jangan-jangan ada permainan di kalangan ‘birokrat bawah’,” kata Margaretha kepada wartawan di Manado, kemarin.
Sementara aktivis Aji Pramono menemukan Raskin kerap dijual kepada masyarakat. “Beberapa warga miskin yang harusnya menerima Raskin secara cuma-cuma dipaksa untuk merogoh kocek,” kata Pramono.
Permasalahan lainnya, Raskin kerap dikaitkan dengan partai politik. “Ini yang keliru,” ucap Pramono.
Tentang hal ini, legislator Sulut Edwin Lontoh berharap camat dan lurah di masing-masing kabupaten dan kota mengawasi dengan betul penyaluran Raskin di masyarakat. “Jumlah Raskin yang dibagikan sudah dikalkulasi oleh pemerintah. Itu harus dibagi secara merata, tanpa harus memungut sepeser rupiah pun dari warga miskin,” ujarnya.
Menurut Ketua Fraksi Demokrat ini, Raskin itu untuk warga kurang mampu.” Jangan sampai ada permainan dalam penyalurannya. Raskin juga tak terkait dengan partai politik,” Edwin menegaskan.
Apabila dalam penyaluran didapati ada oknum birokrat yang sengaja menjual Raskin, legislator dari daerah pemilihan Nusa Utara ini meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas. “Petugas yang menyusahkan masyarakat itu harus diberi sanksi,” ujarnya. (*kp/don)