KOHA-Kiprah Lucia Taroreh sebagai penyambung lidah masyarakat di DPRD Sulut disokong banyak kalangan, tak terkecuali warga Koha. Hadir di acara reses, ratusan warga Koha menyatakan dukungan dan kebanggaan atas keberadaan politisi dengan background pengusaha itu duduk di lembaga legislatif.
Meski terbilang baru di pentas politik, srikandi PDIP ini diyakini bisa menjadi penyambung lidah masyarakat dalam setiap rapat dan hearing di DPRD Sulut. “Kami tahu kepribadian Ibu Lucia Taroreh. Selain aktif dalam pelayanan, dia politisi jujur dan rendah hati. Kami support kiprahnya di DPRD Sulut. Kehadiran ratusan warga pada reses di Koha Selatan merupakan wujud dukungan kepada Ibu Lucia,” kata Ruben, salah satu warga yang hadir di kegiatan reses ketika bersua dengan media ini.
Di acara yang digelar di Aula ST Yosep Koha, Sabtu ( 27/9) pagi lalu itu, warga memang tampak antusias menyampaikan aspirasi. Usai doa yang dipimpin Pastor Christianus Ludong dan sambutan Hukum Tua Desa Koha Selatan Ferro Rumondor, acara tanya jawab yang dibagi dalam dua sesi, berlangsung dinamis.
Berbagai problematika pembangunan pun dipaparkan masyarakat. Di antaranya kurangnya bibit pertanian dan perkebunan, dana desa yang masih belum tersosialisasi secara baik, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang belum dirasakan manfaatnya secarah menyeluruh bagi masyarakat, serta akses jalan masuk perkampungan dan jalan perkebunan yang belum maksimal, serta bantuan beras Raskin yang tidak tepat sasaran.
“Kartu Indonesia Pinter yang kurang maksimal dan semua keluhan masyarakat, kiranya menjadi catatan penting dalam perjuangan Ibu Lucia Taroreh di DPRD Sulut. Kami menaruh harapan besar semoga ada perbaikan ke depan,” kata Hetty Sampul, salah satu kepala sekolah di Minahasa yang juga menghadiri reses.
Terkait aspirasi yang masuk tersebut, istri tercinta Denny Tindas ini mengaku akan berupaya untuk memperjuangkannya. “Saya mengkoordinasikan dengan komisi dan instansi terkait,” ucapnya.
Sebelumnya pada reses yang digelar di Woloan dan Desa Lelemoh, kehadiran mantan Ketua Mudika St Yoseph ini juga dimanfaatkan dengan baik oleh ratusan warga untuk menyampaikan aspirasi. Di Woloan misalnya, legislator Tomohon James Koyongian berharap DPRD Sulut bisa memikirkan solusi tapal batas Minahasa dan Tomohon. Sementara di Desa Lemoh, warga menitip proposal pengadaan air bersih ke Balai Sungai.
“Masalah tapal batas sangat penting, sebab hal tersebut erat kaitannya dengan tertib administrasi. Persoalan ini akan saya teruskan ke komisi I yang menjadi Tupoksi untuk merekam dan menindaklanjuti,” ucap Taroreh.
Dia juga akan mengkoordinasikan pengadaan air bersih ke instansi terkait bersama rekan-rekannya di DPRD Sulut yang bermitra dengan Balai Sungai. “Saya akan mengawal semua aspirasi masyarakat,” kata Taroreh. (don)