BOLMONG– Gaji pegawai honorer ternyata sangat kecil. Kerja keras mereka selama sebulan hanya cukup untuk biaya transportasi. Realita tersebut terangkat saat legislator Sulut, Sjenny Kalangi menggelar reses di Gogalumang, Bolmong. Sejumlah honorer mengaku gaji mereka tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup hari-hari. “Para pegawai honorer minta perhatian pemerintah. Apalagi banyak yang sudah bekerja puluhan tahun. Ini menjadi salah satu catatan saya saat reses pertama di Bolmong,” kata Sjenny saat ditemui harian ini di sela-sela pembukaan Kejuaraan BolaCaption: Legislator Sulut Sjenny Kalangi saat menggelar reses di di Gogalumang, Bolmong (ist)
Gaji Kecil, Honorer Curhat di Reses Kalangi //Judul
MANADO- Gaji pegawai honorer ternyata sangat kecil. Kerja keras mereka selama sebulan hanya cukup untuk biaya transportasi. Realita tersebut terangkat saat legislator Sulut, Sjenny Kalangi menggelar reses di Gogalumang, Bolmong. Sejumlah honorer mengaku gaji mereka tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup hari-hari. “Para pegawai honorer minta perhatian pemerintah. Apalagi banyak yang sudah bekerja puluhan tahun. Ini menjadi salah satu catatan saya saat reses pertama di Bolmong,” kata Sjenny.
Selain gaji honorer, masalah yang juga terangkat adalah soal pendistribusian Kartu Indonesia Pinter (KIP). “ Distribusi KIP sesuai penuturan warga sering salah sasaran. Misalnya ada yang sudah kawin dan punya anak mendapatkan KIP. Padahal banyak masyarakat yang sekolah tetapi orang tuanya tidak mampu,” ujarnya.
Politisi Gerindra menilai reses memang penting karena menjadi sarana dialog yang efektif antara rakyat dan wakilnya di lembaga legislatif. “Ada banyak problematika pembangunan yang disampaikan warga. Kami mencatat semuanya dan akan memperjuangkan di DPRD Sulut,” ucapnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Sulut, Stevanus Vreeke Runtu (SVR) mengimbau semua anggota legislatif Sulut untuk mengoptimalkan masa reses kedua ini dengan baik. “Reses merupakan momen penting untuk mendengar suara hati rakyat di daerah pemilihan masing-masing,” SVR menegaskan. Ia sendiri sudah menggelar reses di Desa Mandolang, Minahasa. “Ada banyak aspirasi yang disampaikan masyarakat. Saya berupaya untuk memperjuangkan semua aspirasi itu,” kata SVR. (*/kp/yes)