MANADO-Peluncuran nama Manado International Airport (MIA) oleh PT Angkasa Pura ditentang keras warga Nyiur Melambai. Warga menganggap pergantia nama tersebut melukai entitas lokal dan tidak menghargai nama besar pahlawan nasional asal Sulut, Dr Sam Ratulangi.
Beberapa warga pun langsung mengedarkan petisi menolak pergantian nama tersebut dan meminta General Manager PT Angkasa Pura minta maaf dan tidak mengubah tatanan nama yang sudah baku dan menjadi ikon Sulut di dunia internasional tersebut.
“MIA adalah tindakan sadar dan sengaja untuk mengghapus branding Sam Ratulangie. Pecat Halendra Waworuntu GM Angkasa Putera 1,” kata Max Wilar, salah satu tokoh masyarakat Sulut.
Wakil Ketua DPRD Sulut, Wenny Lumentut terlihat lebih geram dengan pergantian nama bandara tersebut. “Sam Ratulangi itu pahlawan besar dan simbol yang menjaga identitas daerah kita, kok mau diganti? Komisi I DPRD Sulut akan memanggil hearing PT Angkasa Pura. Ini harus menjadi pembelajaran agar tidak semberangan mengambil kebijakan,” ujar Wenny.
Sementara sejumlah aktivis mengaku siap bergerak jika PT Angkasa Pura nekad menggunakan nama MIA. “Harga diri orang Sulut sudah diinjak-injak dengan menghapus nama Sam Ratulangi. Kok Halendra lebih mementingkan artikulasi orang asing ketimbang menjaga harkat dan nama besar pahlawan kebanggaan warga Sulut. So waktunya bergerak tutup bandara sampai ada permintaan maaf dari Angkasa Pura di semua media pada masyrakat Sulut,” ujar Ketua PAMI Noldy Pratasis.
Pimpinan KNPI dan Asprov PSSI Sulut, Jackson Kumaat merasa aneh dengan pola pikir Halendra yang mau mendatangkan sebanyak-banyaknya dengan mengubah nama Bandara Sam Ratulangi di Manado menjadi MIA. “Logika yang jelas mau membenamkan keharuman Pahlawan Nasional Sam Ratulangie. Lihat New York di USA dengan nama bandara JF Kennedy, Istanbul dengan nama bandara Kemal Ataturk. Tak usah jauh-jauh. Jakarta dengan nama Soekarno-Hatta. Bali dengan Ngurah Rai. Makassar dengan Hasanuddin. Dan seterusnya,” Jacko memaparkan..
Apalagi singkatan MIA, lanjut Jacko, berkonotasi sangat negatif yaitu Missing In Action perihal tentara USA yang hilang semasa Perang Vietnam.“Saatnya seluruh elemen dan komponen masyarakat di Sulawesi Utara untuk menyatakan tidak pada penggantian nama bandara Sam Ratulangi di Manado,” ucap Jacko. “Halendra telah jadi musuh bersama karena sudah menghina pahlawan kebanggaan warga Sulut,” ujar Jacko lagi.
Halendra sendiri bakal segera mengakhiri masa tugas di Sulut. Dia akan diganti oleh Nugroho Jati. Meski demikian, dia tetap menjadi ‘musuh’ bersama. “Meski tak lagi menjabat lagi, dia harus menyampaikan permohonan maaf,” kata Rahman, mahasiswa salah satu perguruan tinggii swasta di Manado.
Seperti diketahui, Halendra Waworntu sudah meluncurkan nama MIA beberapa waktu lalu. Kata dia, MIA dipopulerkan bukan untuk mengganti nama Bandara Sam Ratulangi. “Kami hanya mempopulerkan MIA sebagai sarana mempermudah konsonan kata bagi para turis asing yang datang ke Manado,” ucap Halendra. (yes)