MANADO-Gubernur Sulut, Olly Dondokambey (OD) tak pernah ingin menggantikan semboyan Torang Samua Basudara (TSB) yang sudah melekat di hati masyarakat. Penegasan tersebut disampaikan Staf Khusus Gubernur, Pdt Lucky Rumopa saat kongkow-kongkow dengan mantan Wakil Walikota Manado, Harley ‘Ai’ Mangindaan dan sejumlah wartawan di Mantos, Rabu (20/7/16) sore.
“Tadi dalam acara pelantikan, Gubernur menyampaikan klarifikasnya soal itu. Jadi tolong jangan dibenturkan lagi seolah-seolah semboyan baru Torang Samua Ciptaan Tuhan (TSCT) itu untuk menggantikan TSB,” ujar Lucky.
Pria yang pernah menjalankan tugas penggembalaan di Eropa ini menyayangkan pemberitaan di sejumlah media yang menyebut TSB sudah expired. “Semboyan itu tidak pernah expired atau kadaluarsa. Saya pikir itu interpretasi yang keliru,” Lucky menegaskan.
Namun begitu, dia tak menampik kalau kata mengganti semboyan itu sempat terlontar dari mulut Wakil Gubernur Steven Kandouw (SK). “Wagub mungkin keceplosan. Semoga klarifikasi dari Gubernur ini menjadikan persoalan terang benderang,” ujarnya.
Lucky kemudian menjelaskan kenapa semboyan TSCT dicanangkan di era pemerintahan OD-SK. Kata dia, semboyan tersebut itu untuk memperlengkapi tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dalam membangun, tak hanya untuk hanya untuk sesama, tetapi juga dengan alam semesta.” Pemerintah membangun tidak pada tataran wacana saja tetapi setidaknya ketika setiap insan menyadari akan realitas ciptaan Tuhan. Makanya diharapkan ada kesadaran bersama untuk menata dan membangun daerah kita,” katanya.
Dia meminta semua elemen untuk memahami TSCT dalam perbedaan yang ada untuk tujuan kesejahteraan dengan tidak meninggalkan kesetaraan kita sebagai mahkluk hidup yang saling berketergantungan. Menurut dia, itulah esensi semboyan ini.
“Sekali lagi jangan ada lagi pihak yang mencoba membenturkan dua semboyan tersebut. Saya juga mau mengatakan bahwa semboyan kalau sudah melekat di hati masyarakat tak akan bisa diganti. Gubernur pun menyampaikan itu,” ujarLucky.
Sementara Ai yang dimintai pendapat menyatakan wajar jika setiap pemimpin memiliki semboyan atau jargon sendiri. “Kita harus menghargai itu,” kata pria murah senyum ini.
Akademisi Unsrat, Dr Ronny Maramis yang ditemui wartawan di salah satu mall terbesar di Manado itu juga sependapat dengan pernyataan Ai tersebut. “Saya pikir lumrah jika setiap pemimpin memiliki jargon sendiri. Hanya saja menjadi soal kalau kemudian ada yang datang lalu menyatakan mengganti semboyan sebelumnya ,” ucapnya.
Dia mengemukakan polemik di media sosial soal dua semboyan itu muncul karena pernyataan Wagub bahwa pemerintahaan saat ini mengganti semboyan TSB dengan TSCT. “Kalau tak ada kata mengganti saya pikir tak akan muncul polemik. Tapi semoga dengan pernyataan dari Gubernur, polemik di media sosial berakhir. Mari bersama membangun Sulut,” kata Ronny. (alx)