MANADO – Wakil Ketua Umum PP GP Ansor, Benny Rhamdani (Brani) menilai arogansi kekerasan yang dipertontonkan aparat keamanan itu adalah cara-cara primitif yang dilakukan oleh orang-orang primitif di zaman primitif. Hal itu disampaikan Benny dalam siaran pers yang diterima wartawan beritamanado.com.“Ini era reformasi. Semua mental buruk warisan era orde baru tidak boleh lagi hidup di kepala para penyelenggara negara atau aparat penegak hukum,” tegasnya.
Mantan Anggota DPRD Sulut ini mengingatkan agar budaya malu harus ditanamkan dalam kepala aparat penegak hukum. Dimana hidupnya dibiayai oleh masyarakat.
“Jadi budaya malu kalau gaji kita dibayar oleh rakyat, hidup kita ditanggung oleh rakyat, seragam yang kita pakai dibiayai dari uang rakyat, jadi harus ada dalam kepala para penyelenggara negara atau aparat penegak hukum kalau rasa malu itu tidak ada maka yang keluar itu arogansi dan kesewenang-wenangan. Cara berfikir primitif seperti ini lah yang harus diproses dengan revolusi mental,” imbuhnya.
Menurut dia hal ini akan lebih merusak citra institusi Kepolisian di mata masyarakat.“Jadi untuk apa Kapolresta (Manado) itu dipertahankan,” katanya.
Seperti diketahui oknum aparat Kepolisian, melakukan pemukulan dalam penertiban aksi unjuk rasa dalam merayakan hari lahir Pancasila. Aksi ini membuat seorang mahasiswa yang tergabung dalam GMKI babak belur. Aksi yang sama dilakukan hari ini. Rusli Umar Ketua PC GP Ansor Kota Manado, juga dipukuli. (don)