MANADO-Kamis (28/4) siang, Komisi D DPRD Kota Manado melakukan kunjungan ke Pulau Bunaken, dalam rangka agenda Turun lapangan, untuk melihat secara langsung perkembangan dunia pendidikan di salah satu Kelurahan di Kecamatan Bunaken Kepulauan tersebut.
Dalam kunjungan tersebut didapati sejumlah infrastruktur sekolah tak layak, Seperti di SD Inpres Bunaken yang 3 rumah dinas gurunya sudah rusak parah. Padahal ada beberapa guru yang sebenarnya berdomisili di Kota Manado, dan akhirnya harus menumpang di rumah-rumah warga
.
“Harusnya rumah dinas ini bisa diberdayakan kembali, agar bisa ditempati guru yang berdomisili di Manado. Memang ada aturan yang mengatakan, tidak ada lagi pembangunan rumah dinas untuk guru, tetapi kalau rehab kan tidak ada aturan yang melarang,” ujar Ketua Komisi D Apriani Saerang.
Pemandangan berbeda didapati di SD Negeri I Bunaken yang tampak lebih rapih tapi dari pengakuan keppala sekolah masih ada program diusulkan tapi belum datang.
Terkait kunjungan di dua Sekolah Dasar tersebut, Sekretaris Komisi D Sonny Lela, mengatakan kepada dua kepala sekolah SD Negeri I Bunaken dan SD Inpres Bunaken, agar menyampaikan apa rencana sekolah tersebut, ke DPRD agar bisa diusulkan.
Kalau memang pihak Dinas Pendidikan Kota Manado belum mengakomodir, permohonan dari SDN 1 dan SD Inpres, bawa saja usulan ke DPRD dalam hal ini, Komisi D, nanti kita usulkan dalam APBD perubahan 2016,” kata Lela.
Sementara itu, menurut Wakil Ketua Komisi D Dijana Pakasi menuturkan, dalam kondisi seperti ini pendidikan di lokasi kepulauan perlu dijamah. “Kami sudah memperoleh data, dari kunjungan kami di pulau Bunaken ini, dan hal ini akan kami sampaikan hal ke pemerintah, agar bisa ditindaklanjuti,” tuturnya.
Perlu diketahui, Bunaken Kepuluan sendiri, terdapat 5 sekolah masing-masing terbagi atas 1 TK milik GMIM, 2 sekolah dasar, 1 SMP dan 1 SMK. Para guru selain kepala sekolah tinggal di lokasi tersebut tapi sebagian pegawai honorer yang setiap hari pulang ke Manado daratan. Ikut dalam kunjungan tersebut, para anggota komisi masing-masing Markho Tampi, Fatma Syech Bin Abubakar dan Abdul Wahid Ibrahim. (liputan khusus/lexi duma)