MANADO-Banjir menjadi salah satu topik yang diperdebatkan kontestan calon walikota dan calon wakil walikota Manado di Hotel Novotel, Jumat (4/12/2005) malam. Pasangan nomor urut empat Hanny Joost Pajouw dan Gregorius Tony Rawung opitimistis bisa mengatasi banjir dalam waktu empat tahun. “Kalau kami mendapat amanat dari masyarakat, masalah banjir saya yakin bisa teratasi di tahun keempat kepemimpinan kami,” ujar HJP, sapaan akrab Hanny Joost Pajouw.
Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi pasangan G.S Vicky Lumentut (GSVL) dan Mor Dominus Bastian. “Kita semua ingin Manado bebas dari banjir, tapi sulit dalam waktu empat tahun atau lima tahun,” kata GSVL.
Sanggahan GSVL ini bagi sejumlah pengurus dan kader PDIP menandakan pasangan nomor urut tiga ini tak bisa mengatasi banjir. “Banjir salah satu persoalan yang serius warga Manado. Kalau tak mampu, sebaiknya jangan maju jadi walikota,” kata Jefry, kader PDIP.
Menurut dia, lebih baik mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pembangunan talud, waduk dan perbaikan drainase serta saluran air daripada menganggarkan dana bencana dalam jumlah besar. “Banjir itu harus jadi perhatian serius,” ungkapnya.
Jefry Cs juga tak bisa menerima alasan jalan berlubang di Manado karena disebut jalan provinsi atau negara. “Berarti fungsi koordinasi tidak jalan dengan pemerintah provinsi. Sebagai Walikota harus aktif mengkoordinasikan dengan Gubernur,” ucap Jefry.
Menurut dia, jalan berlubang sangat menghambat aktivitas warga dan membahayakan pengguna jalan. “Kami berharap ke depan tak ada lagi jalan berlubang di Manado,” ujar Jefry lagi. (len)