MANADO-Seks bebas di kalangan remaja, khususnya pelajar SMP dan SMA sudah masuk tingkat mengkhawatirkan. Data menunjukkan 62 % anak SMA di Indonesia mengaku sudah tidak perawan dan 13,62 % siswa SMP pernah melakukan hubungan yang tidak pantas itu.
“Besarnya angka itu sangat mencemaskan. Ini harus menjadi perhatian bersama,” kata Elly Demmer Banua MSi saat dihubungi kemarin.
Pimpinan sekolah internasional di Batam itu menyebut adanya pelajar SMP dan SMA yang melakukan hubungan seks disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah orang tua kurang memperhatikan pergaulan anak. “Perhatian orang tua sangat penting dalam mendidik anak,” Eli menegaskan.
Faktor lainnya menurut alumnus Unima Manado ini adalah minimnya pengetahuan remaja tentang bahaya seks. “Ini juga masih terkait dengan peran orang tua, termasuk guru di sekolah. Karena itu perlu sinergitas orang tua dan guru dalam membentuk kepribadian anak sehingga tak mudah goyah dan tersesat dalam pergaulan bebas,” ujar Eli.
Sementara Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Poltekes Manado, Nurseha Djafar mengatakan perlu bimbingan khusus secara rutin bagi pelajar SMA/SMK dan SMP, meski ada anggapan pengetahuan fungsi alat reproduksi sebagai hal yang tabu. “Usia yang rentan itu berkisar antara 15-19 tahun. Data BKKBN tahun 2012 saja menunjukkan 78 % remaja hamil di luar nikah. Karena itu perlu bimbingan khusus bagi mereka supaya lebih terarah pada kegiatan positif,” Nurseha menguraikan.
Dia juga mengingatkan peran orang tua, guru dan masyarakat untuk mensosialisasikan bahwa masa remaja sebaiknya diisi dengan kegiatan bermanfaat. “Remaja dan pelajar merupakan generasi penerus. Salah dalam pergaulan akan membahayakan masa depan mereka,” ujar Nurseha. (alx)