MANADO- Elektabilitas Partai Hanura di Sulut terkatrol bagus di tangan politisi muda nan brilian, Jackson Andrew Kumaat. Pria yang disapa Jacko ini menggebrak dengan sejumlah program pro rakyat sejak dipercaya memimpin DPD Sulut.
Gaya kepemimpinannya yang merangkul juga meneduhkan. Banyak kader partai lain bersimpati dan memilih bergabung dengan Hanura. Pun beberapa tokoh masyarakat memperkuat barisan kepengurusan Hanura, baik di tingkat DPD Sulut maupun di kabupaten/kota. Dua di antaranya adalah calon petahana Bupati Talaud, Sri Wahyuni Manalip (SWM) dan mantan Bupati Bolmong, Salihi Mokodongan (SM).
Keduanya juga langsung action. SWM yang dipercaya sebagai Ketua DPC Talaud dan SM selaku Ketua DPC Bolmong langsung turun menyapa masyarakat sampai ke tingkat desa.
Kepiawaian Jacko, pergerakan SWM dan SP serta sejumlah kader potensial partai ini, plus keberadaan sosok kritis Benny Rhamdani atau Brani yang juga rajin melakukan blusukan di sejumlah wilayah, membuat elektabilitas Hanura Sulut terus melonjak.
“Keberadaan Brani, Jacko, SWM dan SP serta tokoh lainnya menjadikan Hanura Sulut naik pamor. Saya pikir target satu fraksi di DPRD Sulut dan satu kursi untuk DPR RI bisa diwujudkan Hanura Sulut. Target itu terukur dan realistis,” kata pengamat politik Sulut, Franky Undap kepada wartawan di Manado, Rabu (6/6/2018).
Secara khusus, Franky memuji konsolisasi tanpa henti yang dilakukan Jacko sangat berarti. “Sosialisasi program partai secara berkesenimbangun sampai tingkat kelurahan atau desa membuat Hanura makin dikenal masyarakat Nyiur Melambai,” ujarnya.
Ia juga menilai positif upaya DPD untuk menyewa salah satu gedung besar di jantung kota, tepatnya di jalan protokol Sam Ratulangi (Samrat) menjadi Sekretariat DPD Sulut. Selain tempat berkumpul pengurus, kader dan simpatisan setiap hari, sekretariat di depan rumah kopi Billy Samrat juga tempat warga mengadu setiap saat.
“Sekretariat itu mudah dijangkau masyarakat. Dari gedung itu, Jacko dan pengurus DPD Sulut lainnya bisa menggodok program-program pro rakyat,” kata Franky lagi. (*/nji)